Pasar pembalut wanita di Indonesia setiap tahun tumbuh positif
23 Januari 2020 22:12 WIB
Pekerja mengemas popok di Pabrik Softex Indonesia di Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (23/1/202020). Softex Indonesia merupakan salah satu produsen pembalut dan popok terbesar di Indonesia. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Sidoarjo, Jatim (ANTARA) - PT Softex Indonesia menyebutkan pasar pembalut wanita di Indonesia setiap tahunnya mengalami pertumbuhan positif dengan rata-rata sebesar dua digit, hal ini disebabkan tumbuhnya ekonomi nasional.
"Secara umum kinerja produksi cukup bagus setiap tahunnya dengan pertumbuhan tertinggi adalah jenis pembalut wanita, disusul popok bayi dengan angka pertumbuhan keduanya double digit," kata Plant Manager PT Softex Indonesia Pabrik Sidoarjo, Benydictus Hindrawan, Kamis.
Oleh karena, kata Benydictus, PT Softex Indonesia berencana menambah jumlah pabriknya yang saat ini masih terdapat dua pabrik, yakni di Karawang dan Sidoarjo, Jatim.
"Selain pabrik di Sidoarjo, selama ini Softex Indonesia memiliki pabrik di Karawang. Kedua pabrik itu telah beroperasi secara optimal. Permintaan pasar terhadap produk perseroan tetap tinggi setiap tahun," katanya.
Terkait rencana penambahan produksi di masing-masing pabrik, Benydictus mengaku yang masih berpeluang adalah di Karawang, sedangkan di Sidoarjo kapasitasnya sudah maskimal dengan total 7 mesin produksi dan menghasilkan 15 juta sampai 25 juta pcs popok setiap bulannya.
Untuk pabrik baru, Benydictus mengaku belum bisa menjelaskan secara rinci mengenai lokasi dan kapasitasnya, namun itu sudah direncanakan PT Softex Indonesia mengingat terus tingginya permintaan popok setiap tahun di Indonesia.
"Rencana memang ada, tapi saya belum bisa menjelaskan secara rinci terkait pembangunan pabrik baru," kata Benydictus yang ditemui wartawan di Pabrik Sidoarjo.
Produk PT Softex Indonesia yang sudah beredar secara umum masing-masing Sweety, Happy Nappy, Confidence, Softex dan Softies dengan fasilitas produksi di Karawang dan Sidoarjo.
Pabrik di Sidoarjo memiliki area produksi seluas 18.552 meter persegi, dengan infrastruktur menempati lahan seluas 11.051 meter persegi atau total area pabrik mencapai 29.603 meter persegi dan memiliki kapasitas 7 mesin produksi.
Sedangkan pabrik di Karawang menempati lahan seluas 12 hektare (ha) dan menerapkan teknologi terbaru dalam bentuk sistem penyimpanan dan pengambilan otomatis (Automated Storage and Retrieval Systems/ASRS).
Baca juga: Celana anti pembalut ramah lingkungan ciptaan mahasiswa IPB
Baca juga: India cabut pajak kontroversial untuk pembalut wanita
"Secara umum kinerja produksi cukup bagus setiap tahunnya dengan pertumbuhan tertinggi adalah jenis pembalut wanita, disusul popok bayi dengan angka pertumbuhan keduanya double digit," kata Plant Manager PT Softex Indonesia Pabrik Sidoarjo, Benydictus Hindrawan, Kamis.
Oleh karena, kata Benydictus, PT Softex Indonesia berencana menambah jumlah pabriknya yang saat ini masih terdapat dua pabrik, yakni di Karawang dan Sidoarjo, Jatim.
"Selain pabrik di Sidoarjo, selama ini Softex Indonesia memiliki pabrik di Karawang. Kedua pabrik itu telah beroperasi secara optimal. Permintaan pasar terhadap produk perseroan tetap tinggi setiap tahun," katanya.
Terkait rencana penambahan produksi di masing-masing pabrik, Benydictus mengaku yang masih berpeluang adalah di Karawang, sedangkan di Sidoarjo kapasitasnya sudah maskimal dengan total 7 mesin produksi dan menghasilkan 15 juta sampai 25 juta pcs popok setiap bulannya.
Untuk pabrik baru, Benydictus mengaku belum bisa menjelaskan secara rinci mengenai lokasi dan kapasitasnya, namun itu sudah direncanakan PT Softex Indonesia mengingat terus tingginya permintaan popok setiap tahun di Indonesia.
"Rencana memang ada, tapi saya belum bisa menjelaskan secara rinci terkait pembangunan pabrik baru," kata Benydictus yang ditemui wartawan di Pabrik Sidoarjo.
Produk PT Softex Indonesia yang sudah beredar secara umum masing-masing Sweety, Happy Nappy, Confidence, Softex dan Softies dengan fasilitas produksi di Karawang dan Sidoarjo.
Pabrik di Sidoarjo memiliki area produksi seluas 18.552 meter persegi, dengan infrastruktur menempati lahan seluas 11.051 meter persegi atau total area pabrik mencapai 29.603 meter persegi dan memiliki kapasitas 7 mesin produksi.
Sedangkan pabrik di Karawang menempati lahan seluas 12 hektare (ha) dan menerapkan teknologi terbaru dalam bentuk sistem penyimpanan dan pengambilan otomatis (Automated Storage and Retrieval Systems/ASRS).
Baca juga: Celana anti pembalut ramah lingkungan ciptaan mahasiswa IPB
Baca juga: India cabut pajak kontroversial untuk pembalut wanita
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020
Tags: