Solo (ANTARA) - Perbankan terus meningkatkan animo siswa untuk menabung melalui program tabungan Simpanan Pelajar (Simpel) yang diinisiasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Sebetulnya terkait dengan program tabungan Simpel ini lebih ke moral perbankan, bahwa kami berharap masyarakat Jawa Tengah mulai menabung sejak usia anak-anak," kata Koordinator Gerakan Indonesia Menabung Soloraya sekaligus Kepala Cabang BTN Surakarta Deddy Armanto di Solo, Kamis.

Ia mengatakan masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk menjadikan program tersebut berhasil.

Menurut dia, beberapa kendala yang dihadapi oleh perbankan dalam proses mengenalkan program tersebut di antaranya jarak sejumlah sekolah dengan bank yang terlalu jauh serta keengganan beberapa sekolah untuk mengikutkan siswanya pada program Simpel.

"Yang pasti program ini belum bisa menyenangkan semua pihak. Ada sekolah yang memilih untuk tetap mengelola sendiri tabungan para siswa. Ini yang mengedukasinya agak sulit," katanya.

Sedangkan untuk jarak, dikatakannya, yang banyak terjadi adalah kesulitan sekolah yang berada di perbatasan dengan provinsi lain untuk mengakses perbankan, misalnya Kabupaten Sragen dengan Ngawi, Jawa Timur dan sekolah yang ada di Kabupaten Klaten dengan Gunungkidul, DIY.

"Seperti misalnya di Kabupaten Sragen, ada satu SMP yang kalau dari jarak mereka justru lebih dekat dengan bank yang ada di Ngawi. Tetapi secara wilayah kan itu masuknya Soloraya, jadi menjadi tanggung jawab kami," katanya.

Sebagaimana diketahui, pada tahap pertama ini program Simpel baru dikenalkan untuk siswa yang duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP). Berdasarkan data, dikatakannya, dari potensi sekitar 600.000 siswa SMP se-Soloraya sejauh ini baru terjaring 30 persennya yang mengikuti tabungan Simpel.

"Oleh karena itu, membutuhkan upaya yang luar biasa dari perbankan untuk menjadikan program ini berhasil. Harapannya program ini bisa berjalan hingga tahun 2022," katanya.

Sementara itu, dikatakannya, perkembangan program tabungan Simpel sendiri sudah disampaikan kepada OJK.

Menurut dia, dari OJK memberikan solusi agar masing-masing lembaga keuangan, baik itu bank, BPR, maupun BKK sanggup untuk menggarap sekolah-sekolah yang sampai saat ini belum mengikuti program tersebut.

"Tadi diarahkan OJK, daerah sini siapa, daerah sana siapa. Masing-masing bank harus terlibat," katanya.

Ia berharap dengan suksesnya program Simpel untuk siswa SMP bisa diikuti oleh kesuksesan program serupa di tingkat SD dan SMA.

Baca juga: OJK galakkan menabung lewat lomba cerdas cermat

Baca juga: Perbankan targetkan 350 ribu siswa Soloraya penabung Simpel