Jusuf Kalla terima anugerah atas kiprahnya dalam diplomasi
23 Januari 2020 16:48 WIB
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (kedua kiri) menerima anugerah dari Pembina Yayasan Sekar Manggis Anak Agung Gde Agung (kiri) disaksikan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar (kedua kanan) dan juri penghargaan Meutia Hatta (kanan) saat acara penyerahan penghargaan Anugerah Dr. Ide Anak Agung Gde Agung di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (23/1/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/pras/h-fdh.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla menerima anugerah dari Kementerian Luar Negeri dan Yayasan Sekar Manggis atas kontribusinya dalam pelaksanaan diplomasi.
Dalam sambutannya pada acara penyerahan Anugerah Ide Anak Agung Gde Agung di Jakarta, Kamis, Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar menyatakan penganugerahan ini merupakan promosi atas capaian dan hasil-hasil diplomasi Indonesia sebagai alat perdamaian
“Tahun ini tim juri telah memilih Bapak Jusuf Kalla sebagai penerima penghargaan. Bapak Jusuf Kalla adalah seorang negosiator ulung, diplomat pejuang dan pecinta perdamaian, dan telah menjadi simbol dan kebanggaan kita semua,” kata Mahendra.
Kiprah Jusuf Kalla telah teruji dan terbukti dalam berbagai misi perdamaian, diantaranya dalam penyelesaian konflik di Poso, Aceh, dan Ambon.
Di kancah regional, Kalla menjadi juri runding yang sangat disegani dalam upaya penyelesaian konflik di Thailand selatan maupun Sri Lanka. Dan di tataran internasional, ia dikenal sebagai inisiator yang menyebarkan benih-benih perdamaian di Afghanistan.
“Dari penyelesaian konflik di Aceh kita melihat kepemimpinan dan kepiawaian beliau dalam membina hubungan dan komunikasi dengan pimpinan GAM, di satu sisi menjadi jembatan komunikasi dengan TNI dan seluruh pihak lainnya,” kata Mahendra.
Kalla dinilai dapat menggunakan diplomasi dan kapasitas politik dan kemampuan mengedepankan kemanusiaan dan mendorong upaya dialog yang berlangsung selama beberapa dekade.
Komunikasi yang dilakukan pria asal Sulawesi Selatan itu merupakan simbol dan wujud Indonesia dalam menjaga perdamaian di dunia
“Trust building dan menjaga harga diri para pihak adalah kunci dalam menjaga perdamaian dan itu adalah kunci diplomasi bapak JK,” tutur Mahendra.
Kalla juga mencetuskan suatu terobosan baru yakni “diplomasi tangan di atas” sebagai suatu paradigma pola pikir yang mengubah dan memperkuat instrumen diplomasi Indonesia.
“Paradigma baru ini mengedepankan keberhasilan diplomasi bukan dari yang kita peroleh tetapi apa yang bisa Indonesia beri kepada dunia,” kata Wamenlu.
Anugerah untuk Keunggulan Dalam Diplomasi diinspirasi oleh pendirian mendalam salah satu pahlawan nasional, Ide Anak Agung Gde Agung, bahwa semua konflik harus dapat diselesaikan secara damai melalui sarana diplomasi daripada memakai kekerasan.
Selain Jusuf Kalla, tokoh nasional Indonesia lain yang telah menerima anugerah ini antara lain, Muhammad Hatta, Adam Malik, Mochtar Kusumaatmadja, dan Ali Alatas.
Baca juga: ITB anugerahkan Doktor HC kepada Jusuf Kalla
Baca juga: Hamengku Buwono IX Award dianugerahkan kepada Jusuf Kalla
Dalam sambutannya pada acara penyerahan Anugerah Ide Anak Agung Gde Agung di Jakarta, Kamis, Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar menyatakan penganugerahan ini merupakan promosi atas capaian dan hasil-hasil diplomasi Indonesia sebagai alat perdamaian
“Tahun ini tim juri telah memilih Bapak Jusuf Kalla sebagai penerima penghargaan. Bapak Jusuf Kalla adalah seorang negosiator ulung, diplomat pejuang dan pecinta perdamaian, dan telah menjadi simbol dan kebanggaan kita semua,” kata Mahendra.
Kiprah Jusuf Kalla telah teruji dan terbukti dalam berbagai misi perdamaian, diantaranya dalam penyelesaian konflik di Poso, Aceh, dan Ambon.
Di kancah regional, Kalla menjadi juri runding yang sangat disegani dalam upaya penyelesaian konflik di Thailand selatan maupun Sri Lanka. Dan di tataran internasional, ia dikenal sebagai inisiator yang menyebarkan benih-benih perdamaian di Afghanistan.
“Dari penyelesaian konflik di Aceh kita melihat kepemimpinan dan kepiawaian beliau dalam membina hubungan dan komunikasi dengan pimpinan GAM, di satu sisi menjadi jembatan komunikasi dengan TNI dan seluruh pihak lainnya,” kata Mahendra.
Kalla dinilai dapat menggunakan diplomasi dan kapasitas politik dan kemampuan mengedepankan kemanusiaan dan mendorong upaya dialog yang berlangsung selama beberapa dekade.
Komunikasi yang dilakukan pria asal Sulawesi Selatan itu merupakan simbol dan wujud Indonesia dalam menjaga perdamaian di dunia
“Trust building dan menjaga harga diri para pihak adalah kunci dalam menjaga perdamaian dan itu adalah kunci diplomasi bapak JK,” tutur Mahendra.
Kalla juga mencetuskan suatu terobosan baru yakni “diplomasi tangan di atas” sebagai suatu paradigma pola pikir yang mengubah dan memperkuat instrumen diplomasi Indonesia.
“Paradigma baru ini mengedepankan keberhasilan diplomasi bukan dari yang kita peroleh tetapi apa yang bisa Indonesia beri kepada dunia,” kata Wamenlu.
Anugerah untuk Keunggulan Dalam Diplomasi diinspirasi oleh pendirian mendalam salah satu pahlawan nasional, Ide Anak Agung Gde Agung, bahwa semua konflik harus dapat diselesaikan secara damai melalui sarana diplomasi daripada memakai kekerasan.
Selain Jusuf Kalla, tokoh nasional Indonesia lain yang telah menerima anugerah ini antara lain, Muhammad Hatta, Adam Malik, Mochtar Kusumaatmadja, dan Ali Alatas.
Baca juga: ITB anugerahkan Doktor HC kepada Jusuf Kalla
Baca juga: Hamengku Buwono IX Award dianugerahkan kepada Jusuf Kalla
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020
Tags: