Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat, usai Bank Indonesia memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya.

IHSG ditutup menguat 15,76 poin atau 0,25 persen ke posisi 6.249,21. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak naik 3,75 poin atau 0,37 persen menjadi 1.024,59.

"Penguatan IHSG hari ini didukung laporan keuangan emiten yang mulai dirilis dan keputusan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga 7RRR di level 5 persen alias sesuai konsensus pasar," kata Analis Indopremier Sekuritas, Mino, di Jakarta, Kamis.

Baca juga: BI pertahankan suku bunga acuan lima persen

Dibuka menguat, IHSG menghabiskan hampir seluruh waktunya di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

Secara sektoral, tujuh sektor meningkat dengan sektor industri dasar naik paling tinggi yaitu 1,25 persen, diikuti sektor manufaktur dan sektor aneka industri yang masing-masing naik 0,68 persen dan 0,64 persen

Sementara itu, tiga sektor lainnya terkoreksi dengan sektor perdagangan turun paling dalam yaitu minus 0,67 persen, diikuti sektor pertanian dan sektor pertambangan masing-masing turun 0,29 persen dan 0,07 persen.

Baca juga: BI: Kebijakan akomodatif, ruang penurunan suku bunga terbuka

Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp297,19 miliar.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 399.210 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 8,91 miliar lembar saham senilai Rp6,36 triliun. Sebanyak 182 saham naik, 220 saham menurun, dan 141 saham tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei melemah 235,9 poin atau 0,98 persen ke 23.795,4, Indeks Hang Seng melemah 431,9 poin atau 1,52 persen ke 27.909,1, dan Indeks Straits Times melemah 18,95 poin atau 0,58 persen ke posisi 3.234,98.

Baca juga: IHSG menguat tipis, investor menunggu kebijakan BI soal suku bunga

Baca juga: Sri Mulyani: Sistem keuangan RI terkendali meski global bergejolak