​​​​​​​Lubukbasung, (ANTARA) - Satu individu bunga Rafflesia arnoldii mekar sempurna di akar yang tergantung di pohon medang atau jauh di atas tanah dengan jarak 170 centimeter di Jorong Data Simpang Dingin, Nagari Paninjauan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

"Bunga raflesia itu berada di pohon dan saat ini sudah mekar sempurna," kata Pengendali Ekosistem Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam, Ade Putra, di Lubukbasung, Kamis.

Ia menyebut bunga raflesia yang mekar di pohon di wilayah Kecamatan Tanjungraya itu, sebagai langka, sedangkan Agam wilayah barat merupakan yang pertama kali ditemukan.

Biasanya, bunga yang dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem itu hidup di atas tanah.

"Ini suatu keunikan dan sebelumnya pengunjung kaget melihat kondisi itu dan berencana akan melihat apabila mekar nanti," katanya.

Ia mengatakan bunga raflesia itu bisa tumbuh di pohon karena inangnya berupa tumbuhan akar jenis tetrastigma yang melilit batang pohon medang sampai pucuknya. Bakal bunga tumbuh di antara akar yang melilit batang pohon tersebut.

Baca juga: Dua bunga Rafflesia mekar di kawasan hutan Danau Maninjau

Di Jorong Data Simpang Dingin terdapat dua tempat sebaran populasi bunga langka itu dengan jumlah knop 15 buah dengan perkiraan satu bulan lagi akan mekar.

Lokasi mekar bunga itu berjarak perjalanan 15 menit dari permukiman warga Data Aia Gadang, Nagari Baringin, Kecamatan Palembayan.

Untuk menuju lokasi, BKSDA telah memasang rambu-rambu penunjuk arah, papan informasi, dan papan larangan.

Sebelumnya, mekar dua knop atau bonggol bunga raflesia secara bersamaan dengan jarak sekitar lima meter.

"Lokasi ini ditemukan pada 2018 lalu dan secara intensif mulai dilakukan pemantauan dan pengawasan oleh BKSDA," katanya.

Untuk lokasi Rafflesia Tuan-mudae yang berada di Cagar Alam Maninjau di Marambuang, Nagari Baringin, Kecamatan Palembayan, telah ditutup untuk umum setelah mekar bunga itu pada awal 2020.

Hal itu dilakukan untuk pemulihan kondisi ekosistem alamnya, setelah banyaknya pengunjung datang ke lokasi tersebut.

Baca juga: Rafflesia Tuan-mudae tarik perhatian media di 32 Negara
Baca juga: BKSDA: Raflesia hampir ditemukan di seluruh Sumbar