Mensos sebut BPNT berkontribusi kurangi angka kemiskinan
22 Januari 2020 22:20 WIB
Menteri Sosial Juliari Batubara (kelima dari kiri) berfoto di sela-sela acara Sosialisasi Program Sembako Murah di Jakarta, Rabu (22/1/2020). (ANTARA/Katriana)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial (Mensos) Juliari P. Batubara mengatakan bahwa Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) telah berkontribusi menurunkan angka kemiskinan di Indonesia.
"Prinsipnya kalau BPNT jelas berkontribusi terhadap penurunan angka kemiskinan, dari 9,4 menjadi 9,22. Ayo bersama-sama bergandengan tangan untuk terus menekan angka kemiskinan," kata Mensos dalam acara Sosialisasi Program Sembako Murah di Jakarta, Rabu.
Mensos mengatakan bahwa berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS) angka kemiskinan di Indonesia turun menjadi 9,22 persen pada September 2019 dari 9,41 pada Maret 2019.
Penurunan angka kemiskinan tersebut, menurut laporan itu, dapat dicapai, salah satunya berkat program Bantuan Pangan Non-tunai itu.
Program Bantuan Pangan Non-tunai, katanya, memberikan andil besar terhadap penurunan garis kemiskinan yang dipengaruhi oleh makanan.
Baca juga: Penerima BPNT bisa beli ikan, ayam dan kacang-kacangan pada 2020
Pada Maret 2018, menurut laporan itu, beras menduduki peringkat pertama sebagai komoditas paling berpengaruh terhadap kemiskinan, yaitu 20,95 persen di perkotaan dan 26,79 persen di perdesaan. Begitu pula dengan telur yang menempati peringkat ke-3 dengan sumbangan 4,09 persen di perkotaan dan 3,28 persen di perdesaan.
Baca juga: Anggota DPR dorong Bulog berkolaborasi dengan Kemensos
Laporan tersebut sesuai dengan survei MicroSave tentang Evaluasi Operasional BPNT Tahun 2018 yang menyatakan bahwa bantuan itu berkontribusi hingga 29 persen dari total pengeluaran rumah tangga keluarga penerima manfaat (KPM) atau juga membantu hingga 14 hari kebutuhan pangan KPM dalam sebulan.
Sedangkan bantuan beras sejahtera (Rastra), menurut Survei Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (BP3KS) tentang Evaluasi Bansos Pangan 2018, mampu memenuhi 34 persen kebutuhan pangan KPM.
Baca juga: Dinsos: Nilai BPNT naik menjadi Rp150 ribu per bulan
Laporan-laporan tersebut menunjukkan betapa pentingnya program bantuan sosial pangan dalam penurunan angka kemiskinan.
Mensos berharap transformasi BPNT menjadi Program Sembako pada 2020 dapat memberikan dampak yang lebih besar terhadap upaya menurunkan angka kemiskinan di Indonesia.
Baca juga: Buwas tawarkan solusi distribusi BPNT libatkan RT/RW hingga Pramuka
"Prinsipnya kalau BPNT jelas berkontribusi terhadap penurunan angka kemiskinan, dari 9,4 menjadi 9,22. Ayo bersama-sama bergandengan tangan untuk terus menekan angka kemiskinan," kata Mensos dalam acara Sosialisasi Program Sembako Murah di Jakarta, Rabu.
Mensos mengatakan bahwa berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS) angka kemiskinan di Indonesia turun menjadi 9,22 persen pada September 2019 dari 9,41 pada Maret 2019.
Penurunan angka kemiskinan tersebut, menurut laporan itu, dapat dicapai, salah satunya berkat program Bantuan Pangan Non-tunai itu.
Program Bantuan Pangan Non-tunai, katanya, memberikan andil besar terhadap penurunan garis kemiskinan yang dipengaruhi oleh makanan.
Baca juga: Penerima BPNT bisa beli ikan, ayam dan kacang-kacangan pada 2020
Pada Maret 2018, menurut laporan itu, beras menduduki peringkat pertama sebagai komoditas paling berpengaruh terhadap kemiskinan, yaitu 20,95 persen di perkotaan dan 26,79 persen di perdesaan. Begitu pula dengan telur yang menempati peringkat ke-3 dengan sumbangan 4,09 persen di perkotaan dan 3,28 persen di perdesaan.
Baca juga: Anggota DPR dorong Bulog berkolaborasi dengan Kemensos
Laporan tersebut sesuai dengan survei MicroSave tentang Evaluasi Operasional BPNT Tahun 2018 yang menyatakan bahwa bantuan itu berkontribusi hingga 29 persen dari total pengeluaran rumah tangga keluarga penerima manfaat (KPM) atau juga membantu hingga 14 hari kebutuhan pangan KPM dalam sebulan.
Sedangkan bantuan beras sejahtera (Rastra), menurut Survei Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (BP3KS) tentang Evaluasi Bansos Pangan 2018, mampu memenuhi 34 persen kebutuhan pangan KPM.
Baca juga: Dinsos: Nilai BPNT naik menjadi Rp150 ribu per bulan
Laporan-laporan tersebut menunjukkan betapa pentingnya program bantuan sosial pangan dalam penurunan angka kemiskinan.
Mensos berharap transformasi BPNT menjadi Program Sembako pada 2020 dapat memberikan dampak yang lebih besar terhadap upaya menurunkan angka kemiskinan di Indonesia.
Baca juga: Buwas tawarkan solusi distribusi BPNT libatkan RT/RW hingga Pramuka
Pewarta: Katriana
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020
Tags: