Jakarta (ANTARA) - Warga Tanjung Priok khawatir pernyataan Menteri Hukum dan HAM Yosanna Laoly menimbulkan stigma negatif yang berdampak buruk bagi generasi muda di wilayah tersebut.
"Kami resah kota kelahiran kami diberikan stigma yang negatif. Kalau stigma itu tidak dicabut, tidak diklarifikasi oleh Pak Menteri akan berdampak buruk bagi kita semua dan generasi muda di Tanjung Priok," kata Dimas, perwakilan warga Tanjug Priok saat ditemui di depan Kantor Kementerian Hukum dan HAM, Rabu.
Dimas mengatakan dampak buruk yang dikhawatirkan dari stigma negatif tersebut dapat mempengaruhi penilaian pengusaha terhadap masyarakat Tanjung Priok dalam mencari kerja.
Menurut dia, dampak tersebut dikhawatirkan dirasakan oleh generasi muda di Tanjung Priok yang kesulitan mencari kerja karena stigma negatif tersebut.
Baca juga: Yasonna minta maaf soal pidato singgung warga Tanjung Priok
"Bayangkan kalau semua pengusaha melihat Tanjung Priok adalah tempat paling kriminal di Jakarta, ketika mereka melamar kerja dan stigma itu melekat, ketika di CV atau data pribadi tertulis pelamar disebutkan ber-KTP Tanjung Priok," kata Dimas.
Untuk itu, lanjut Dimas, warga datang ke Kemenkuham untuk meminta klarifikasi dari Menteri Yosanna Laoly terkait pernyataannya tersebut dan meminta maaf kepada warga yang disampaikan secara langsung maupun di hadapan media.
Hal senada juga disampaikan oleh Kemal Abu Bakar perwakilan pemuda Tanjung Priok.
Ia mengatakan dampak pernyataan Menteri Yosanna tersebut sangat besar dirasakan oleh warga Priok.
Baca juga: Menteri Yasonna diminta tarik kembali ucapannya soal Priok
"Stigmatisasi soal kriminalitas Tanjuk Priok kampung kriminal sangat berdampak buruk terhadap adik-adik generasi muda ke depan, stigma soal Priok kriminal kumuh dan miskin, tidak mendasar," kata Kemal.
Kemal tidak menampik jika dulu Tanjung Priok melekat dengan stigma negatif, tetapi warga sudah bergotong royong mengubah citra buruk tersebut menjadi positif.
Priok sekarang lanjut dia, adalah tempat berdirinya pelabuhan internasional, memiliki kawasan industri nasional dan memiliki industri otomotif bertaraf internasional.
"Benar ada kemiskinan, ada pengangguran di kita, tapi kita terus berusaha untuk meningkatkan kompetensi warga supaya bisa diserap lapangan pekerjaan yang ada di Priok," kata Kemal.
Baca juga: Massa "Aksi Damai #221 Priok Bersatu" bubarkan diri
Sementara itu, penyanyi Dangdut Bebizie kelahiran Warakas, Tanjung Priok, mengatakan Tanjung Priok sekarang sudah lebih humanis dan bersahabat.
Ia mengatakan warga Tanjung Priok walau lahir dari keluarga miskin tetapi peran orang tua mendidik anaknya tentang etika sangat kuat.
"Kriminal bukan hanya terjadi di Tanjung Priok saja, dimana-mana ada kriminal di lingkungan elit sekalipun. Kalau enggak ada kriminal mungkin, enggak ada Sukamiskin, kan itu penjara buat kriminal yang merampok duit rakyat," kata Barbizie.
Baca juga: Massa aksi desak Menteri Yasonna minta maaf kepada warga Priok Sebelumnya diberitakan, Menteri Hukum dan HAM Yosanna Laoly dalam sambutannya pada acara Resolusi Pemasyarakatan 2020 Direktorat Pemasyarakatan (Dirjen PAS) di Lapas Kelas II A Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (16/1) menyampaikan kemiskinan adalah sumber tindakan kriminal.
Dalam sambutannya itu, Yasonna mencontohkan bahwa anak yang lahir dari kawasan Tanjung Priok yang terkenal keras dan Menteng yang terkenal sebagai kawasan elite, akan tumbuh besar dengan cara berbeda.
"Yang membuat itu menjadi besar adalah penyakit sosial yang ada. Itu sebabnya kejahatan lebih banyak terjadi di daerah-daerah miskin. Slum areas (daerah kumuh), bukan di Menteng. Anak-anak Menteng tidak. Tapi, coba pergi ke Tanjung Priok, di situ ada kriminal, lahir dari kemiskinan," kata Yasonna.
Warga Priok khawatir pernyataan Yosanna timbulkan stigma negatif
22 Januari 2020 20:37 WIB
Warga Tanjung Priok melakukan aksi di depan gedung Kemenkumham, Jakarta, Rabu (22/1/2020). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc/pri.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020
Tags: