Blitar (ANTARA) - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mendorong agar masyarakat bersemangat dalam budi daya, sehingga ke depan bisa meningkatkan ekspor salah satunya hortikultura.

"Banyak program yang sudah kami gulirkan salah satunya kami memulai dorong hortikultura kualitas ekspor. Kalau melihat market pasar masih luar biasa," katanya saat kegiatan pengefektifan izin hortikultura dan penandatanganan nota kesepahaman kerjasama pengembangan lahan budi daya hortikultura di Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Selasa.

Menurut dia, salah satu program prioritas Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah pengembangan hortikultura berorientasi ekspor dengan melibatkan kementerian atau lembaga lain, pemerintah daerah hingga swasta.

Baca juga: Pemerintah perluas pengembangan produk hortikultura untuk ekspor

Program tersebut mengintegrasikan kebijakan mulai dari penyediaan lahan, bibit, teknologi, pembiayaan, dukungan logistik, infrastruktur, hingga kepastian harga dan pasar yang berdaya saing ekspor.

Pada akhir 2024 ditargetkan ada 20 lokasi pengembangan kawasan hortikultura untuk mendorong produk lokal yang berdaya saing global sehingga memberikan kontribusi dalam peningkatan ekspor, ekonomi daerah, dan kesejahteraan petani.

Ia mengatakan, ekspor nanas dan pisang dari Indonesia cukup bagus. Bahkan, pada 2018 mampu ekspor hingga 17.500 kontainer yang diekspor ke-65 negara, sehingga pasar masih terbuka luas.

Baca juga: Pemerintah akan bentuk kawasan klaster pacu ekspor hortikultura

Dirinya menambahkan, tanaman Pisang Cavendish merupakan salah satu komoditas yang cukup disukai. Jaminan market juga jelas, sehingga jika petani menanam buah ini, mereka tidak perlu khawatir akan pasar.

Blitar, lanjut dia, salah satu daerah yang cukup potensial untuk tanaman pisang ini. Bahkan, dari laporan yang diterimanya kualitas pisang yang dibudidayakan dari Blitar juga cukup bagus.

Ia juga menyebut, peresmian penanaman perdana Pisang Cavendish ini bukan pertama kalinya di Indonesia. Beberapa daerah yang sudah seperti di Lampung, Jembrana.

Pemerintah saat ini memang berorietansi untuk ekspor termasuk hortikultura. Program tersebut juga salah satunya yang diandalkan untuk menyelesaikan beberapa masalah makro ekonomi.

Pemerintah pusat mendorong ekspor dan investasi. Dirinya tidak hanya mendorong ekonomi di Blitar, tapi nantinya di nasional bisa berkontribusi menyelesaikan defisit ekspor. Ke depan juga dipastikan akan berkontribusi positif pada perekonomian nasional.

Dalam kegiatan tersebut, selain dihadiri pejabat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, juga Bupati Blitar Rijanto, Wakil Bupati Blitar Marhaenis Urip Widodo, sejumlah kepala daerah di Jatim dan tamu undangan lainnya. (*)