Lapas Nunukan kembangkan kawasan wisata agro dan edukasi
20 Januari 2020 17:36 WIB
Pengunjung memetik tomat saat wisata agro petik sayur hortikultura di Mitra Tani Parahyangan, Kampung Padakati Kulon, Desa Tegallega, Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (7/11/2019). Pada wisata agro di lahan seluas sedikitnya 10 hektar dan dibawah kaki Gunung Gede Pangrango tersebut pengunjung dapat memetik sayuran hortikultura seperti tomat, cabai, buncis dan mentimun serta mendapatkan pelatihan pertanian. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/ama. (ARIF FIRMANSYAH/ARIF FIRMANSYAH)
Nunukan (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Nunukan, Kalimantan Utara, kini mulai menata kawasannya untuk dijadikan salah satu destinasi wisata agro dan edukasi.
Kalapas Kelas IIB Nunukan, Pujiono Slamet di Nunukan, Senin, menjelaskan kawasan wisata yang dirancangnya ini sedang dalam tahap penataan. Lokasi di lahan perkebunan yang berada di sekitar Lapas Nunukan.
"Sekarang kami sedang membuat kawasan wisata di sekitar Lapas (Nunukan) ini untuk wisata agro dan edukasi," kata dia.
Kawasan wisata agro dan edukasi ini memanfaatkan lahan perkebunan dan peternakan milik lapas seluas empat hektar.
Saat ini, Lapas Kelas IIB Nunukan memiliki lahan perkebunan berupa kebun kela sawit, pertanian berupa sayur mayur, jagung dan cabai. Lalu, peternakan sapi dan bebek serta perikanan ikan lele dan koi.
Lapas Nunukan juga mengembangkan kawasan wisata edukasi dengan sasaran utama bagi murid PAUD, TK dan SD. Beberapa fasilitasnya telah dibuat termasuk adanya rencana untuk kawasan "outbond".
Baca juga: Diharapkan jadi favorit, Agro Wisata Situ Bolang Indramayu diresmikan
Baca juga: Mantan legislator bidik bisnis agrowisata
Baca juga: Kulon Progo kembangkan hortikuktura berbasis agrowisata Lapas Kelas IIB Nunukan akan memperkenalkan kepada murid-murid mengenai tata cara pengolahan lahan perkebunan, pertanian dan perikanan. Mengenai tarif untuk masuk di kawasan wisata ini, pertama kali akan digratiskan.
Namun selanjutnya, kemungkinan pengunjung akan dikenakan biaya masuk karena tentunya pengembangan kawasan wisata ini akan ditingkatkan.
"Mungkin kalau awal-awalnya akan non profit dulu. Tapi ke depannya tentunya akan dikenakan biaya masuk karena tentunya butuh pengembangan yang membutuhkan modal," kata Pujiono.
Untuk memajukan kawasan wisata Lapas Nunukan ini, dia telah mengikutkan empat sipir pada pelatihan memandu wisatawan yang digelar Dinas Pariwisata Kabupaten Nunukan.
Kawasan wisata yang dirancang ini akan dikerjasamakan dan menggandeng Dinas Pariwisata Nunukan dan penggiat pariwisata di daerah itu.
Di dalam kawasan wisata tersebut akan tersedia galeri kuliner, peternakan ayam kampung, ayam khas Nunukan, ayam potonh dan budidaya lele dan koi.
Selain itu, Lapas Kelas IIB Nunukan juga memiliki perkebunan aren yang mencapai ratusan pohon dan siap berproduksi. "Jumlah pohon aren kami mencapai 134 pohon yang mulai ditanam pada tahun 2010," ujar dia.
Kalapas Kelas IIB Nunukan, Pujiono Slamet di Nunukan, Senin, menjelaskan kawasan wisata yang dirancangnya ini sedang dalam tahap penataan. Lokasi di lahan perkebunan yang berada di sekitar Lapas Nunukan.
"Sekarang kami sedang membuat kawasan wisata di sekitar Lapas (Nunukan) ini untuk wisata agro dan edukasi," kata dia.
Kawasan wisata agro dan edukasi ini memanfaatkan lahan perkebunan dan peternakan milik lapas seluas empat hektar.
Saat ini, Lapas Kelas IIB Nunukan memiliki lahan perkebunan berupa kebun kela sawit, pertanian berupa sayur mayur, jagung dan cabai. Lalu, peternakan sapi dan bebek serta perikanan ikan lele dan koi.
Lapas Nunukan juga mengembangkan kawasan wisata edukasi dengan sasaran utama bagi murid PAUD, TK dan SD. Beberapa fasilitasnya telah dibuat termasuk adanya rencana untuk kawasan "outbond".
Baca juga: Diharapkan jadi favorit, Agro Wisata Situ Bolang Indramayu diresmikan
Baca juga: Mantan legislator bidik bisnis agrowisata
Baca juga: Kulon Progo kembangkan hortikuktura berbasis agrowisata Lapas Kelas IIB Nunukan akan memperkenalkan kepada murid-murid mengenai tata cara pengolahan lahan perkebunan, pertanian dan perikanan. Mengenai tarif untuk masuk di kawasan wisata ini, pertama kali akan digratiskan.
Namun selanjutnya, kemungkinan pengunjung akan dikenakan biaya masuk karena tentunya pengembangan kawasan wisata ini akan ditingkatkan.
"Mungkin kalau awal-awalnya akan non profit dulu. Tapi ke depannya tentunya akan dikenakan biaya masuk karena tentunya butuh pengembangan yang membutuhkan modal," kata Pujiono.
Untuk memajukan kawasan wisata Lapas Nunukan ini, dia telah mengikutkan empat sipir pada pelatihan memandu wisatawan yang digelar Dinas Pariwisata Kabupaten Nunukan.
Kawasan wisata yang dirancang ini akan dikerjasamakan dan menggandeng Dinas Pariwisata Nunukan dan penggiat pariwisata di daerah itu.
Di dalam kawasan wisata tersebut akan tersedia galeri kuliner, peternakan ayam kampung, ayam khas Nunukan, ayam potonh dan budidaya lele dan koi.
Selain itu, Lapas Kelas IIB Nunukan juga memiliki perkebunan aren yang mencapai ratusan pohon dan siap berproduksi. "Jumlah pohon aren kami mencapai 134 pohon yang mulai ditanam pada tahun 2010," ujar dia.
Pewarta: Rusman
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020
Tags: