Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada ditutup melemah seiring gejolak di Libya dan Irak.

IHSG ditutup melemah 46,61 poin atau 0,74 persen ke posisi 6.245,04. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 7,62 poin atau 0,74 persen menjadi 1.022,01.

"Pelemahan IHSG hari ini disebabkan minimnya data makroekonomi global maupun domestik yang memberikan "positive high market impact" terhadap pasar. Di sisi lain, faktor instabilitas politik dan keamanan di kawasan Timur Tengah turut memberikan tekanan terhadap indeks," kata analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama di Jakarta, Senin.

Baca juga: IHSG awal pekan dibuka menguat didukung sentimen global

Kekacauan di Libya dan gangguan pasokan di Iran akibat dihadang pendemo, membuat kedua negara itu tidak bisa memproduksi dan mengekspor minyak.

Dibuka menguat, IHSG tak lama melemah dan terus berada di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Secara sektoral, semua sektor terkoreksi dimana sektor pertambangan turun paling dalam yaitu minus 1,73 persen, diikuti sektor pertanian dan sektor properti masing-masing minus 1,4 persen dan minus 0,96 persen.

Baca juga: IHSG akhir pekan menguat bersama bursa saham Asia

Penutupan IHSG diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau "net foreign sell" sebesar Rp667,83 miliar.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 460.210 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 7,92 miliar lembar saham senilai Rp6,6 triliun. Sebanyak 124 saham naik, 286 saham menurun, dan 136 saham tidak bergerak nilainya.

Sementara itu, di bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 42,2 poin atau 0,18 persen ke 24.083,5, indeks Hang Seng melemah 260,5 poin atau 0,9 persen ke 28.795,9 dan indeks Straits Times melemah 0,94 poin atau 0,03 persen ke posisi 3.280,09.

Baca juga: Ekonom: Pasar obligasi dan pasar saham berpotensi lebih positif
Baca juga: IHSG ditutup menguat meski diiringi aksi jual investor asing