Bulu tangkis
Antonsen nikmati adu fisik-strategi kontra Ginting, walau kalah
19 Januari 2020 23:04 WIB
Pebulu tangkis tunggal putra Denmark Anders Antonsen mengembalikan kok ke arah lawannya asal Indonesia Anthony Sinisuka Ginting dalam pertandingan babak final Daihatsu Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (19/1/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Jakarta (ANTARA) - Pebulutangkis Denmark Anders Antonsen mengaku menikmati adu strategi dan ketahanan fisik dalam partai final tunggal putra Indonesia Masters 2020 yang berlangsung selama satu jam 11 menit di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, walau akhirnya harus kalah di tangan jagoan tuan rumah Anthony Sinisuka Ginting.
"Tadi pertandingan yang menyenangkan, saya bisa unggul di awal tapi saya membuat kesalahan selanjutnya. Anthony juga bermain semakin baik saat ini, saya ucapkan selamat untuknya," kata Antonsen selepas pertandingan.
Baca juga: Anthony Ginting juara tunggal putra Indonesia Masters
Keunggulan yang dimiliki usai memenangi gim pertama gagal dipertahankan Antonsen, yang akhirnya juga harus kehilangan gelar juara turnamen kelas Super 500 yang ia raih tahun lalu itu.
Kesalahan yang terlanjur dilakukan dibarengi langkah Ginting mengubah strategi pada gim kedua membuat Antonsen berbalik tertekan dan dipaksa melakoni rubber game.
"Kalau saya ganti strategi pun rasanya tidak akan mengubah banyak kedudukan, dia sudah menaikkan level permainan yang tak bisa saya kejar lagi. Itu lah yang membedakan jalannya pertandingan tadi," katanya menceritakan momen krusial itu.
Di gim ketiga, Antonsen sudah tak sanggup meladeni strategi Ginting yang asik mengajaknya melakukan reli panjang dan pukulan jarak jauh. Gaya permainan cepat yang ia lancarkan di gim pertama berbanding terbalik di gim ketiga saat energinya mulai payah.
"Saya tidak boleh terlalu kecewa dengan hasilnya, tapi ini adalah final saya yang kedua dan saya sangat bangga dengan ini. Saya senang bisa masuk ke final," katanya menegaskan.
Perjudian besar Ginting
Ginting mengaku ia kurang siap di awal laga saat Atonsen menghujaninya dengan serangan cepat dan postur tinggi lawannya itu membuat Ginting kesulitan memberikan balasan sepadan.
Walhasil, Ginting menempuh perjudian besar setelah menyadari tak mungkin untuk mengejar Antonsen di gim pertama dengan tekad membalas di dua gim berikutnya untuk gelar juara.
Baca juga: Anthony Ginting terharu raih gelar tunggal putra Indonesia Masters
Perjudian besar itu berbuah sama besarnya, setara dengan langkah berani Ginting mengubah strategi permainannya untuk mengambil kendali tempo pertandingan.
"Di gim kedua saya coba melambatkan tempo, jangan sampai terbawa temponya dia yang cepat. Saya ambil peluangnya dari situ. Di gim ketiga mungkin dia sudah kelihatan lelah ya, akhirnya dia jadi kesusahan mengimbangi permainan saya," tutur Ginting menceritakan.
Meskipun bahagia dengan kemenangannya atas Antonsen, Ginting bersikeras pertandingan itu belum memperlihatkan 100 persen kemampuannya.
Oleh karena itu, bagi Ginting gelar Indonesia Masters 2020 bakal dijadikan cambuk untuk memacunya berkompetisi lebih baik, terutama dalam masa kualifikasi jelang Olimpiade Tokyo 2020 yang akan selesai pada bulan April yang menuntut semua pebulu tangkis berlomba-lomba memupuk poin.
Baca juga: Ringkasan final Indonesia Masters, Indonesia boyong tiga gelar juara
"Tadi pertandingan yang menyenangkan, saya bisa unggul di awal tapi saya membuat kesalahan selanjutnya. Anthony juga bermain semakin baik saat ini, saya ucapkan selamat untuknya," kata Antonsen selepas pertandingan.
Baca juga: Anthony Ginting juara tunggal putra Indonesia Masters
Keunggulan yang dimiliki usai memenangi gim pertama gagal dipertahankan Antonsen, yang akhirnya juga harus kehilangan gelar juara turnamen kelas Super 500 yang ia raih tahun lalu itu.
Kesalahan yang terlanjur dilakukan dibarengi langkah Ginting mengubah strategi pada gim kedua membuat Antonsen berbalik tertekan dan dipaksa melakoni rubber game.
"Kalau saya ganti strategi pun rasanya tidak akan mengubah banyak kedudukan, dia sudah menaikkan level permainan yang tak bisa saya kejar lagi. Itu lah yang membedakan jalannya pertandingan tadi," katanya menceritakan momen krusial itu.
Di gim ketiga, Antonsen sudah tak sanggup meladeni strategi Ginting yang asik mengajaknya melakukan reli panjang dan pukulan jarak jauh. Gaya permainan cepat yang ia lancarkan di gim pertama berbanding terbalik di gim ketiga saat energinya mulai payah.
"Saya tidak boleh terlalu kecewa dengan hasilnya, tapi ini adalah final saya yang kedua dan saya sangat bangga dengan ini. Saya senang bisa masuk ke final," katanya menegaskan.
Perjudian besar Ginting
Ginting mengaku ia kurang siap di awal laga saat Atonsen menghujaninya dengan serangan cepat dan postur tinggi lawannya itu membuat Ginting kesulitan memberikan balasan sepadan.
Walhasil, Ginting menempuh perjudian besar setelah menyadari tak mungkin untuk mengejar Antonsen di gim pertama dengan tekad membalas di dua gim berikutnya untuk gelar juara.
Baca juga: Anthony Ginting terharu raih gelar tunggal putra Indonesia Masters
Perjudian besar itu berbuah sama besarnya, setara dengan langkah berani Ginting mengubah strategi permainannya untuk mengambil kendali tempo pertandingan.
"Di gim kedua saya coba melambatkan tempo, jangan sampai terbawa temponya dia yang cepat. Saya ambil peluangnya dari situ. Di gim ketiga mungkin dia sudah kelihatan lelah ya, akhirnya dia jadi kesusahan mengimbangi permainan saya," tutur Ginting menceritakan.
Meskipun bahagia dengan kemenangannya atas Antonsen, Ginting bersikeras pertandingan itu belum memperlihatkan 100 persen kemampuannya.
Oleh karena itu, bagi Ginting gelar Indonesia Masters 2020 bakal dijadikan cambuk untuk memacunya berkompetisi lebih baik, terutama dalam masa kualifikasi jelang Olimpiade Tokyo 2020 yang akan selesai pada bulan April yang menuntut semua pebulu tangkis berlomba-lomba memupuk poin.
Baca juga: Ringkasan final Indonesia Masters, Indonesia boyong tiga gelar juara
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2020
Tags: