Pukat "trawl" di Mukomuko-Bengkulu bakal diganti alat ramah lingkungan
19 Januari 2020 09:50 WIB
Tim gabungan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu melakukan patroli untuk mencegah "Illegal Fishing". (FOTO ANTARA/HO-DKP Mukpmuko)
Mukomuko, Bengkulu (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengupayakan mengganti semua pukat “trawl” milik nelayan di daerah ini dengan alat tangkap ikan yang ramah lingkungan. “Saat ini masih banyak nelayan yang menggunakan pukat trawl. Kami tetap upayakan mengganti pukat trawl milik nelayan tersebut dengan alat tangkap yang ramah lingkungan,” kata Kabid Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Mukomuko Nasyyardi di di Mukomuko, Minggu.
Ia menjelaskan dari sebanyak 177 kapal pengguna trawl di daerah ini, sebanyak 25 kapal di antaranya yang telah mendapatkan bantuan alat tangkap untuk mengganti pukat trawl dari pemerintah dan beberapa kapal lainnya tidak tidak beroperasi lagi.
Ia menyebutkan, saat ini masih ada sebanyak 146 kapal milik nelayan yang tersebar di sejumlah wilayah di daerah ini yang menangkap ikan menggunakan trawl di perairan laut daerah ini.
Ia menyatakan, pemerintah setempat melalui Dinas Kelautan dan Perikanan terus mengusulkan bantuan alat tangkap untuk mengganti pukat trawl milik nelayan setempat kepada pemerintah pusat dan provinsi.
Selain itu, pemerintah setempat memrogramkan pergantian semua pukat trawl milik nelayan di daerah ini secara bertahap setiap tahun.
“Anggaran untuk dinas ini terutama bidang perikanan tangkap setiap tahunnya sangat terbatas, baik yang bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) maupun dana alokasi umum (DAU). Untuk itu kami membeli alat tangkap untuk mengganti pukat trawl milik nelayan setempat secara bertahap setiap tahun,” ujarnya.
Ia menyatakan, meskipun sebanyak ratusan kapal pengguna trawl di daerah ini, tetapi sekarang ini nelayan tersebut jarang menggunakan pukat trawl untuk menangkap ikan di perairan laut daerah ini.
“Nelayan jarang menggunakan pukat trawl karena berada di tengah bukan di dasar laut,” demikian Nasyyardi.
Baca juga: DKP segera musnahkan trawl milik nelayan Mukomuko
Baca juga: Mukomuko usulkan beragam alat tangkap pengganti trawl
Baca juga: KKP bina pengguna "trawl" di Mukomuko
Ia menjelaskan dari sebanyak 177 kapal pengguna trawl di daerah ini, sebanyak 25 kapal di antaranya yang telah mendapatkan bantuan alat tangkap untuk mengganti pukat trawl dari pemerintah dan beberapa kapal lainnya tidak tidak beroperasi lagi.
Ia menyebutkan, saat ini masih ada sebanyak 146 kapal milik nelayan yang tersebar di sejumlah wilayah di daerah ini yang menangkap ikan menggunakan trawl di perairan laut daerah ini.
Ia menyatakan, pemerintah setempat melalui Dinas Kelautan dan Perikanan terus mengusulkan bantuan alat tangkap untuk mengganti pukat trawl milik nelayan setempat kepada pemerintah pusat dan provinsi.
Selain itu, pemerintah setempat memrogramkan pergantian semua pukat trawl milik nelayan di daerah ini secara bertahap setiap tahun.
“Anggaran untuk dinas ini terutama bidang perikanan tangkap setiap tahunnya sangat terbatas, baik yang bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) maupun dana alokasi umum (DAU). Untuk itu kami membeli alat tangkap untuk mengganti pukat trawl milik nelayan setempat secara bertahap setiap tahun,” ujarnya.
Ia menyatakan, meskipun sebanyak ratusan kapal pengguna trawl di daerah ini, tetapi sekarang ini nelayan tersebut jarang menggunakan pukat trawl untuk menangkap ikan di perairan laut daerah ini.
“Nelayan jarang menggunakan pukat trawl karena berada di tengah bukan di dasar laut,” demikian Nasyyardi.
Baca juga: DKP segera musnahkan trawl milik nelayan Mukomuko
Baca juga: Mukomuko usulkan beragam alat tangkap pengganti trawl
Baca juga: KKP bina pengguna "trawl" di Mukomuko
Pewarta: Ferri Aryanto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020
Tags: