Alumnus Universitas Pancasila gerakkan kampus antinarkoba
17 Januari 2020 21:28 WIB
Deputi Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Nasional Irjen Pol Dunan Ismail Isja (kiri) dan Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Pancasila (KAUP) Dikki Akmar berjabatan tangan, Jumat (17/1/2020). (ANTARA/Feru Lantara)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Pancasila (KAUP) Dikki Akmar menyatakan perlunya pihaknya berkolaborasi secara erat dengan civitas akademika untuk menciptakan lingkungan kampus yang aman dan nyaman sebagai tempat belajar dengan menggerakkan kampus antinarkoba.
"Kami membentuk satgas antinarkoba yang berkoordinasi dengan pihak kampus untuk mengawasi keadaan kampus agar terhindar dari peredaran narkoba," katanya di sela-sela diskusi nasional bertema "Ancaman Narkoba di Lingkungan Kampus", di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila di Jakarta, Jumat sore.
Dalam diskusi itu juga diadakan Deklarasi Insan Universitas Pancasila Anti Narkoba dan penandatangan nota kesepahaman antara KAUP dan Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI), serta peresmian pendirian Lembaga Konsultasi Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba.
Wakapolri Komjen Pol. Gatot Eddy Pramono yang hadir dalam acara itu menyampaikan bahwa kampus dapat bekerja sama dengan berbagai komponen masyarakat, baik pihak internal serta pihak eksternal, seperti kepolisian, BNN, komunitas, serta masyarakat.
"Kami mendukung penuh, bila ini dapat terwujud secara efektif, maka Universitas Pancasila akan menjadi kampus pertama di Indonesia yang berhasil secara mandiri mampu menanggulangi serta mengatasi semua persoalan terkait adiksi narkoba dan segala macam penggunaanya," kata dia.
Baca juga: Rektor: Narkoba akan lumpuhkan generasi muda
Ia mengatakan jika generasi muda dimasuki narkoba maka kualitas sumber daya manusia yang baik akan menjadi terdegradasi dan kualitasnya akan menurun, sehingga ketika berkompetisi dengan negara-negara lain akan kalah.
Menurut dia, Vietnam begitu cepat melaju perekonomiannya karena mempunyai SDM yang berkualitas.
Menurut dia, permasalahan narkoba terjadi karena ada persediaan dan permintaan sehingga kebutuhan terus muncul.
Belum lagi, kata dia, para pengguna narkoba yang sudah direhabilitasi namun tidak sampai tuntas, mereka kembali jatuh dalam peredaran atau pemakaian barang haram tersebut.
Para pengguna narkoba, katanya, biasanya mengajak teman-teman baru, karena senang menggunakan bersama-sama dan kesadaran masyarakat hidup sehat masih kurang.
Baca juga: BNN gelar asistensi penguatan pembangunan berwawasan antinarkoba
Baca juga: LAN sebut Indonesia kurang penyuluhan antinarkoba untuk pelajar
"Kami membentuk satgas antinarkoba yang berkoordinasi dengan pihak kampus untuk mengawasi keadaan kampus agar terhindar dari peredaran narkoba," katanya di sela-sela diskusi nasional bertema "Ancaman Narkoba di Lingkungan Kampus", di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila di Jakarta, Jumat sore.
Dalam diskusi itu juga diadakan Deklarasi Insan Universitas Pancasila Anti Narkoba dan penandatangan nota kesepahaman antara KAUP dan Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI), serta peresmian pendirian Lembaga Konsultasi Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba.
Wakapolri Komjen Pol. Gatot Eddy Pramono yang hadir dalam acara itu menyampaikan bahwa kampus dapat bekerja sama dengan berbagai komponen masyarakat, baik pihak internal serta pihak eksternal, seperti kepolisian, BNN, komunitas, serta masyarakat.
"Kami mendukung penuh, bila ini dapat terwujud secara efektif, maka Universitas Pancasila akan menjadi kampus pertama di Indonesia yang berhasil secara mandiri mampu menanggulangi serta mengatasi semua persoalan terkait adiksi narkoba dan segala macam penggunaanya," kata dia.
Baca juga: Rektor: Narkoba akan lumpuhkan generasi muda
Ia mengatakan jika generasi muda dimasuki narkoba maka kualitas sumber daya manusia yang baik akan menjadi terdegradasi dan kualitasnya akan menurun, sehingga ketika berkompetisi dengan negara-negara lain akan kalah.
Menurut dia, Vietnam begitu cepat melaju perekonomiannya karena mempunyai SDM yang berkualitas.
Menurut dia, permasalahan narkoba terjadi karena ada persediaan dan permintaan sehingga kebutuhan terus muncul.
Belum lagi, kata dia, para pengguna narkoba yang sudah direhabilitasi namun tidak sampai tuntas, mereka kembali jatuh dalam peredaran atau pemakaian barang haram tersebut.
Para pengguna narkoba, katanya, biasanya mengajak teman-teman baru, karena senang menggunakan bersama-sama dan kesadaran masyarakat hidup sehat masih kurang.
Baca juga: BNN gelar asistensi penguatan pembangunan berwawasan antinarkoba
Baca juga: LAN sebut Indonesia kurang penyuluhan antinarkoba untuk pelajar
Pewarta: Feru Lantara
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020
Tags: