New York (ANTARA) - Pertumbuhan PDB global telah meleset dari aspek-aspek penting keberlanjutan dan kesejahteraan, menurut laporan Situasi dan Prospek Ekonomi Dunia (WESP) 2020 PBB, yang diluncurkan Kamis (16/1/2020) di markas PBB, New York.
Di luar pertumbuhan PDB, langkah-langkah kesejahteraan lainnya "melukiskan gambaran yang bahkan lebih suram" di beberapa bagian dunia.
Krisis iklim, ketidaksetaraan yang terus-menerus tinggi, dan meningkatnya tingkat kerawanan pangan dan kekurangan gizi terus mempengaruhi kualitas hidup di banyak masyarakat.
"Pembuat kebijakan harus bergerak di luar fokus sempit hanya pada meningkatkan pertumbuhan PDB, dan sebaliknya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan di semua bagian masyarakat. Ini membutuhkan prioritas investasi dalam proyek-proyek pembangunan berkelanjutan untuk meningkatkan pendidikan, energi terbarukan, dan infrastruktur tangguh," Elliott Harris, kepala ekonom dan asisten sekretaris jenderal PBB untuk pembangunan ekonomi, mengatakan pada konferensi pers peluncuran laporan tersebut.
Baca juga: Ketua IMF: Perang perdagangan pangkas PDB global 700 miliar dolar AS
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sementara membatasi emisi karbon dimungkinkan dengan mengubah bauran energi, kata laporan itu. Untuk memerangi perubahan iklim, kebutuhan energi dunia yang terus berkembang "harus dipenuhi dengan sumber energi terbarukan atau rendah karbon."
Ini akan membutuhkan "penyesuaian besar-besaran" di sektor energi, yang saat ini menyumbang sekitar tiga perempat dari emisi gas rumah kaca global.
Jika emisi per kapita di negara-negara berkembang meningkat ke arah yang di negara maju, emisi karbon global akan meningkat lebih dari 250 persen -- dibandingkan dengan tujuan global untuk mencapai nol emisi bersih pada 2050, katanya, dikutip dari Xinhua.
Menurut dia, urgensi transisi energi terus diremehkan, menghasilkan "keputusan jangka pendek" seperti memperluas investasi dalam eksplorasi minyak dan gas dan pembangkit listrik tenaga batu bara. Ini tidak hanya membuat banyak investor dan pemerintah terkena kerugian mendadak, tetapi juga "menimbulkan kemunduran besar terhadap target lingkungan."
Keterlambatan dalam tindakan tegas menuju transisi energi "pada akhirnya dapat melipatgandakan biaya." Transisi ke bauran energi yang lebih bersih tidak hanya akan membawa manfaat lingkungan dan kesehatan, tetapi juga peluang ekonomi bagi banyak negara, menurut laporan tersebut.
Situasi dan Prospek Ekonomi Dunia adalah publikasi unggulan tahunan PBB tentang keadaan ekonomi dunia, dilihat melalui lensa Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan. Ini adalah produk gabungan dari Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB, Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan dan lima komisi regional PBB.
Baca juga: PBB: Ketergantungan pada kebijakan moneter memerlukan biaya signifikan
Baca juga: Jika risiko dicegah, ekonomi global tahun ini bisa tumbuh 2,5 persen
Pertumbuhan PDB meleset dari aspek keberlanjutan dan kesejahteraan
17 Januari 2020 09:39 WIB
Elliott Harris, Kepala ekonom dan asisten sekretaris jenderal PBB untuk pembangunan ekonomi
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: