Pertumbuhan ekonomi Bogor paling tinggi di Jabodetabek
16 Januari 2020 20:52 WIB
Sejumlah perempuan dari komunitas bank sampah menyelesaikan pembuatan kerajinan berbahan dasar daur ulang sampah di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/9/2019). Kerajinan yang terbuat dari kertas koran bekas, plastik bekas, dan sampah tersebut diolah menjadi hiasan serta barang yang memiliki nilai ekonomi dan dipasarkan keseluruh Jabodetabek dengan kisaran harga Rp5.000 - Rp700.000 per buah. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/pras.
Bogor (ANTARA) - Kota Bogor dinilai sebagai kota mandiri yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi paling tinggi di antara kota dan kabupaten lainnya di sekitar Jakarta sebagai ibu kota negara.
"Kota Bogor dinilai sebagai kota mandiri, karena tidak terlalu tergantung kepada Jakarta," kata Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, di Balai Kota Bogor, Kamis.
Bima Arya mengatakan hal itu mengutip dari hasil kajian IPB University melalui Pusat Pengkajian Perencanaan Pengembangan Wilayah (P4W) yang melakukan kajian pengembangan wilayah Bogor Raya untuk memetakan posisi dan peran Kota Bogor sebagai bagian dari wilayah penyangga Jakarta serta dampak dari rencana pemindahan ibu kota negara.
Menurut Bima Arya, hasil kajian yang disampaikan Kepala P4W IPB University, Ernan Rustiandi, adalah kajian tahap awal karena masih ada kajian lanjutannya.
Baca juga: Kota-kota penyangga Jakarta memerlukan citra unik
Pada kajian tahap awal ini, kata dia, mengkaji posisi dan peran Bogor Raya, yakni meliputi Kota dan Kabupaten Bogor, sebagai daerah penyangga Jakarta. "Dari hasil kajian tersebut, P4W menyimpulkan dua aspek," katanya.
Pertama, melakukan pemetaan posisi, potensi, serta peluang pertumbuhan ekonomi di kawasan Bogor Raya secara keseluruhan. "Bogor Raya adalah, wilayah Kota dan Kabupaten Bogor, serta sekitarnya," katanya.
Kedua, melakukan pemetaan di Kawasan Bogor Raya pada aspek politis dan administratifnya. Bagaimana bentuk tata kelola pemerintahannya yang ideal. "Apakah perlu pemekaran, membentuk pemerintahan administratif yang baru, atau berkoordinasi mengembangkan potensi ekonominya," katanya.
Pada kajian tersebut, kata dia, termasuk memetakan posisi dan peran Bogor Raya setelah ibu kota negara pindah dari Jakarta ke Kalimantan Timur. "Apa yang seharusnya dilakukan Bogor Raya seiring dengan rencana pemindahan ibu kota negara," katanya.
Baca juga: Indef sebut lima sektor ekonomi kena imbas banjir Jabodetabek
Menurut Bima, dari hasil kajian tersebut, menyimpulkan, Bogor tidak terlalu terpengaruh oleh pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur, karena pertumbuhan ekonomi di Bogor yang merupakan kota wisata dan jasa, banyak didukung oleh perekonomian rakyat.
"Pertumbuhan penduduk di lokasi tertentu di Bogor juga sangat tinggi," katanya tanpa merinci berapa prosentase pertumbuhan yang dimaksud.
"Kota Bogor dinilai sebagai kota mandiri, karena tidak terlalu tergantung kepada Jakarta," kata Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, di Balai Kota Bogor, Kamis.
Bima Arya mengatakan hal itu mengutip dari hasil kajian IPB University melalui Pusat Pengkajian Perencanaan Pengembangan Wilayah (P4W) yang melakukan kajian pengembangan wilayah Bogor Raya untuk memetakan posisi dan peran Kota Bogor sebagai bagian dari wilayah penyangga Jakarta serta dampak dari rencana pemindahan ibu kota negara.
Menurut Bima Arya, hasil kajian yang disampaikan Kepala P4W IPB University, Ernan Rustiandi, adalah kajian tahap awal karena masih ada kajian lanjutannya.
Baca juga: Kota-kota penyangga Jakarta memerlukan citra unik
Pada kajian tahap awal ini, kata dia, mengkaji posisi dan peran Bogor Raya, yakni meliputi Kota dan Kabupaten Bogor, sebagai daerah penyangga Jakarta. "Dari hasil kajian tersebut, P4W menyimpulkan dua aspek," katanya.
Pertama, melakukan pemetaan posisi, potensi, serta peluang pertumbuhan ekonomi di kawasan Bogor Raya secara keseluruhan. "Bogor Raya adalah, wilayah Kota dan Kabupaten Bogor, serta sekitarnya," katanya.
Kedua, melakukan pemetaan di Kawasan Bogor Raya pada aspek politis dan administratifnya. Bagaimana bentuk tata kelola pemerintahannya yang ideal. "Apakah perlu pemekaran, membentuk pemerintahan administratif yang baru, atau berkoordinasi mengembangkan potensi ekonominya," katanya.
Pada kajian tersebut, kata dia, termasuk memetakan posisi dan peran Bogor Raya setelah ibu kota negara pindah dari Jakarta ke Kalimantan Timur. "Apa yang seharusnya dilakukan Bogor Raya seiring dengan rencana pemindahan ibu kota negara," katanya.
Baca juga: Indef sebut lima sektor ekonomi kena imbas banjir Jabodetabek
Menurut Bima, dari hasil kajian tersebut, menyimpulkan, Bogor tidak terlalu terpengaruh oleh pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur, karena pertumbuhan ekonomi di Bogor yang merupakan kota wisata dan jasa, banyak didukung oleh perekonomian rakyat.
"Pertumbuhan penduduk di lokasi tertentu di Bogor juga sangat tinggi," katanya tanpa merinci berapa prosentase pertumbuhan yang dimaksud.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020
Tags: