Pangkalpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bekerja sama dengan PT Timah Tbk segera membangun kembali pondok pesantren di Desa Sajira Mekar, Provinsi Banten yang hancur diterjang banjir bandang yang melanda daerah setempat pada Rabu (1/1).

"Tim Kemanusiaan Babel Peduli bersama Emergency Respond Group akan membangun kembali pondok pesantren di Desa Sajira Mekar yang hancur parah, karena banjir beberapa waktu lalu," kata Kepala BPBD Provinsi Kepulauan Babel, Mikron Antariksa saat melepas Tim Kemanusiaan Babel Peduli di Pangkalpinang, Kamis.

Ia mengatakan banjir bandang beberapa waktu lalu di Desa Sajira Mekar setidaknya telah merusak 98 rumah, dua musala, satu pesantren, dan 58 hektare lahan pertanian, sehingga masyarakat korban bencana di daerah itu sangat membutuhkan bantuan sembako, obat-obatan dan rehabilitasi rumah serta rumah ibadah.
Baca juga: Madrasah Al Kahiriyah ambruk diterjang hujan angin

"Bantuan kemanusiaan ini lebih difokuskan di Sajira Mekar, karena desa tersebut terparah diterjang banjir bandang beberapa waktu lalu," ujarnya.

Menurut dia saat ini sudah terkumpul dana bantuan sebesar Rp45 juta untuk pembangunan kembali pesantren di Desa Sajira Mekar yang hancur.

"Dana ini merupakan hasil penggalangan dana beberapa komunitas dan sumbangan aparatur sipil negara di lingkungan Pemprov Kepulauan Babel untuk membantu korban banjir bandang ini," katanya.

Kepala Bidang Komunikasi Perusahaan PT Timah Tbk Anggi Siahaan mengatakan bantuan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian perusahaan untuk membantu korban bencana alam di tanah air.
Baca juga: 98 bangunan sekolah di Banten terkena banjir
Baca juga: Sekolah dan persawahan di Kabupaten Tangerang-Banten terendam banjir


"Dalam berbagai pengalaman penanganan bencana, tim ERG selalu mengedepankan wilayah-wilayah yang terparah terpapar bencana, serta masyarakatnya memang benar-benar membutuhkan pertolongan, baik medis maupun logistik," katanya.

Menurut dia tim ERG PT Timah terbentuk sebagai puncak dari kegelisahan sejumlah karyawan yang peduli terhadap penyelamatan dan penyaluran bantuan kepada korban-korban bencana yang melanda tanah air.

"Meski secara administratif dan struktural tim ini baru dibentuk pada tahun 2010, namun kiprahnya dalam penanganan bencana-bencana di tanah air sudah terbilang lama," katanya.
Baca juga: Anak-anak korban bencana di Lebak harus tetap belajar, kata Menko PMK