Angkat Besi
Lifter Indonesia incar tambahan poin olimpiade di Iran
15 Januari 2020 22:25 WIB
Lifter Indonesia, Triyatno, berlatih disela-sela pemusatan latihan nasional (Pelatnas) di Mess Kwini, Jakarta, Rabu (15/1/2020). Latihan tersebut untuk persiapan kejuaraan kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo di Rasht, Iran, pada 1-5 Februari (ANTARA/Shofi Ayudiana).
Jakarta (ANTARA) - Lifter Indonesia akan mengikuti salah satu kejuaraan kualifikasi Olimpiade 2020 perdana mereka di awal tahun, yakni 5th International Fajr Cup di Rasht, Iran, pada 1-5 Februari, demi mendongkrak poin dan kuota menuju Olimpiade Tokyo.
Pelatih angkat besi Muhammad Rusli mengatakan hanya tiga lifter senior putra yang akan diturunkan pada turnamen kualifikasi olimpiade 2020 berkategori silver itu. Mereka adalah Eko Yuli Irawan, Triyatno, dan Deni.
"Ada tiga orang yang tanggal 30 Januari berangkat ke Iran. Ada Eko Yuli, Deni, dan Triyatno," ujar Rusli saat ditemui di sela-sela latihan di Mess Kwini, Rabu.
Baca juga: Windy Cantika ke Kejuaraan Asia Junior untuk dongkrak poin Olimpiade
Namun libur akhir tahun selama dua pekan, menurut Rusli, menjadi kendala tersendiri bagi para lifter dalam mempersiapkan latihan mereka menuju kejuaraan. Ketika persiapan pertandingan idealnya dilakukan tiga bulan menjelang turnamen, mereka dituntut harus siap hanya dalam satu bulan.
"Seharusnya ini masuk masa persiapan umum, tapi karena awal bulan (Februari) mau masuk ke pertandingan, ya mau enggak mau kita ubah dari persiapan umum menjadi persiapan pertandingan," katanya.
"Makannya di Iran ini kami tidak mengharapkan prestasi terbaik atlet karena habis libur panjang," ujarnya.
Baca juga: Eko Yuli harus ikuti tiga kejuaraan untuk lolos Olimpiade Tokyo
Baca juga: Eko Yuli fokus kejar poin kualifikasi Olimpiade
Sementara Triyatno, yang turun di kelas 73 kg mengaku optimistis bisa lolos ke Olimpiade 2020 Tokyo. Meskipun berdasarkan laman resmi Federasi Angkat Besi Internasional (IWF), dia menempati peringkat ke-34, ia masih berpeluang memperbaiki peringkatnya itu.
Peringkat Triyatno bisa naik karena di atasnya ada beberapa atlet dari negara yang sama. Empat atlet China misalnya, mendominasi hingga menempati posisi delapan besar. Namun berdasarkan aturan olimpiade, satu negara hanya berhak mengirimkan satu lifter dalam satu kelas perlombaan.
"Menurut pelatih, sekarang saya berada di antara peringkat ke 10 atau 11, jadi masih ada peluang untuk bisa delapan besar," kata Triyatno.
Baca juga: PABBSI bidik tujuh kualifikasi Olimpiade berbekal Rp11 miliar
Kendati hanya memiliki waktu selama satu bulan persiapan, Triyatno berharap bisa memperbaiki total angkatannya menjadi lebih baik daripada yang ia bukukan pada Kejuaraan Dunia di Pattaya, Thailand, yakni 326 kg.
"Mau nggak mau kita harus bisa menyesuaikan diri dengan waktu yang ada. Semoga angkatannya bisa lebih bagus," ucapnya.
Indonesia menargetkan dapat meloloskan empat lifter ke pesta olahraga terbesar dunia itu. Namun, hingga kini baru dua atlet yakni Eko Yuli Irawan dan Windy Cantika Aisyah yang posisinya relatif aman.
Pelatih angkat besi Muhammad Rusli mengatakan hanya tiga lifter senior putra yang akan diturunkan pada turnamen kualifikasi olimpiade 2020 berkategori silver itu. Mereka adalah Eko Yuli Irawan, Triyatno, dan Deni.
"Ada tiga orang yang tanggal 30 Januari berangkat ke Iran. Ada Eko Yuli, Deni, dan Triyatno," ujar Rusli saat ditemui di sela-sela latihan di Mess Kwini, Rabu.
Baca juga: Windy Cantika ke Kejuaraan Asia Junior untuk dongkrak poin Olimpiade
Namun libur akhir tahun selama dua pekan, menurut Rusli, menjadi kendala tersendiri bagi para lifter dalam mempersiapkan latihan mereka menuju kejuaraan. Ketika persiapan pertandingan idealnya dilakukan tiga bulan menjelang turnamen, mereka dituntut harus siap hanya dalam satu bulan.
"Seharusnya ini masuk masa persiapan umum, tapi karena awal bulan (Februari) mau masuk ke pertandingan, ya mau enggak mau kita ubah dari persiapan umum menjadi persiapan pertandingan," katanya.
"Makannya di Iran ini kami tidak mengharapkan prestasi terbaik atlet karena habis libur panjang," ujarnya.
Baca juga: Eko Yuli harus ikuti tiga kejuaraan untuk lolos Olimpiade Tokyo
Baca juga: Eko Yuli fokus kejar poin kualifikasi Olimpiade
Sementara Triyatno, yang turun di kelas 73 kg mengaku optimistis bisa lolos ke Olimpiade 2020 Tokyo. Meskipun berdasarkan laman resmi Federasi Angkat Besi Internasional (IWF), dia menempati peringkat ke-34, ia masih berpeluang memperbaiki peringkatnya itu.
Peringkat Triyatno bisa naik karena di atasnya ada beberapa atlet dari negara yang sama. Empat atlet China misalnya, mendominasi hingga menempati posisi delapan besar. Namun berdasarkan aturan olimpiade, satu negara hanya berhak mengirimkan satu lifter dalam satu kelas perlombaan.
"Menurut pelatih, sekarang saya berada di antara peringkat ke 10 atau 11, jadi masih ada peluang untuk bisa delapan besar," kata Triyatno.
Baca juga: PABBSI bidik tujuh kualifikasi Olimpiade berbekal Rp11 miliar
Kendati hanya memiliki waktu selama satu bulan persiapan, Triyatno berharap bisa memperbaiki total angkatannya menjadi lebih baik daripada yang ia bukukan pada Kejuaraan Dunia di Pattaya, Thailand, yakni 326 kg.
"Mau nggak mau kita harus bisa menyesuaikan diri dengan waktu yang ada. Semoga angkatannya bisa lebih bagus," ucapnya.
Indonesia menargetkan dapat meloloskan empat lifter ke pesta olahraga terbesar dunia itu. Namun, hingga kini baru dua atlet yakni Eko Yuli Irawan dan Windy Cantika Aisyah yang posisinya relatif aman.
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020
Tags: