Jakarta (ANTARA) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore ditutup melemah pasca rilis data neraca perdagangan Desember yang mengalami defisit 30 juta dolar AS dan sepanjang 2019 3,2 miliar dolar AS.

IHSG ditutup melemah 42,04 poin atau 0,66 persen ke posisi 6.283,37. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 7,25 poin atau 0,7 persen menjadi 1.025,07.

"Pasca rilis neraca dagang, IHSG menurun karena aksi profit taking oleh investor lokal," kata analis Panin Sekuritas William Hartanto di Jakarta, Rabu.

Dibuka menguat, IHSG tak lama melemah dan terus berada di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Secara sektoral, hanya dua sektor yang naik yaitu sektor industri dasar dan aneka industri masing-masing naik 1,02 persen dan 0,06 persen.

Sementara itu, delapan sektor lainnya turun dimana sektor pertanian turun paling dalam yaitu minus 2,94 persen diikuti sektor pertambangan dan properti masing-masing minus 1,78 persen dan minus 1 persen.

Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau "net foreign buy" sebesar Rp79,24 miliar.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 504.545 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 12,54 miliar lembar saham senilai Rp7,76 triliun. Sebanyak 121 saham naik, 285 saham menurun, dan 137 saham tidak bergerak nilainya.

Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 108,6 poin atau 0,45 persen ke 23.916,6, indeks Hang Seng melemah 111,5 poin atau 0,39 persen ke 28.773,6, dan indeks Straits Times melemah 13,56 poin atau 0,41 persen ke posisi 3.256,98.


Baca juga: IHSG menguat di tengah koreksi bursa saham Asia
Baca juga: IHSG Rabu dibuka menguat tipis 0,76 poin
Baca juga: IHSG ditutup menguat, ditopang sentimen damai AS-China