Kementerian PUPR rasakan manfaat teknologi sistem monitor jembatan
15 Januari 2020 15:02 WIB
Direktur Jembatan Kementerian PUPR Iwan Zarkasi saat membuka workshop mengenai teknologi sistem monitoring ketahanan jembatan di Jakarta, Rabu (15/1/2020). ANTARA/Aji Cakti/pri.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR menilai teknologi sistem monitor ketahanan jembatan atau structural health monitoring system (SHMS) sangat membantu untuk melakukan pengawasan kondisi jembatan secara seketika.
"Alangkah sulitnya kalau tidak ada teknologi SHMS ini. Kita harus melakukan suatu upaya yang melelahkan, namun dengan bantuan teknologi SHMS itu kita bisa melakukan monitoring tersebut secara seketika. Ini salah satu keuntungan," kata Direktur Jembatan Kementerian PUPR Iwan Zarkasi di sela-sela workshop mengenai teknologi SHMS yang diadakan oleh Kementerian PUPR bersama Korean Infrastructure Safety Corporation (KISTEC) di Jakarta, Rabu.
Iwan mengatakan bahwa keuntungan lainnya dari teknologi tersebut adalah bagaimana Kementerian PUPR bisa memverifikasi pada saat pelaksanaan, perencanaan sebelumnya sehingga sampai pada saat utilisasinya. Ini semua dilakukan agar jembatan tetap eksis.
Baca juga: Menteri PUPR pelajari teknologi peningkatan dam Jepang
Kementerian PUPR bekerja sama dengan pemerintah Korea Selatan untuk bagaimana mengatur sistem monitor jembatan-jembatan, terutama jembatan panjang.
Jembatan-jembatan panjang harus termonitor terus perilakunya dalam beragam kondisi serta cuaca agar tidak terjadi kegagalan yang bersifat tiba-tiba. Kemudian teknologi ini dipakai juga untuk sistem operasional, kalau terjadi arus lalu lintas yang macet atau terganggu bisa dihindari.
Selain itu untuk memverifikasi apakah pada saat perencanaan dan pelaksanaan itu sudah terdapat kesesuaian atau kecocokan.
Baca juga: Kementerian PUPR dorong teknologi "trenchless" bangun infrastruktur
Menurut Iwan Zarkasi, teknologi sistem monitor ketahanan jembatan ini banyak yang mana meskipun strukturnya diam (tidak bergerak) terjadi tegangan dan hal seperti ini yang kita monitor agar menghindari risiko keretakan atau bergerak.
"Kita punya banyak jembatan mulai dari katakanlah sebelah timur ada holtekamp kemudian jembatan Soekarno di Manado, jembatan Merah Putih di Ambon, dan sebagainya sampai kepada jembatan Suramadu Jawa Timur, Tengku Fisabilillah Batam dan jembatan Musi Palembang dan lain-lain di mana seluruh jembatan tersebut harus dalam keadaan terus termonitor,", ujar Iwan Zarkasi.
Baca juga: Menteri PUPR: Industri konstruksi mesti kuasai teknologi 4.0
Baca juga: Menteri PUPR ungkap cara teknologi pemecah gelombang ambang rendah
"Alangkah sulitnya kalau tidak ada teknologi SHMS ini. Kita harus melakukan suatu upaya yang melelahkan, namun dengan bantuan teknologi SHMS itu kita bisa melakukan monitoring tersebut secara seketika. Ini salah satu keuntungan," kata Direktur Jembatan Kementerian PUPR Iwan Zarkasi di sela-sela workshop mengenai teknologi SHMS yang diadakan oleh Kementerian PUPR bersama Korean Infrastructure Safety Corporation (KISTEC) di Jakarta, Rabu.
Iwan mengatakan bahwa keuntungan lainnya dari teknologi tersebut adalah bagaimana Kementerian PUPR bisa memverifikasi pada saat pelaksanaan, perencanaan sebelumnya sehingga sampai pada saat utilisasinya. Ini semua dilakukan agar jembatan tetap eksis.
Baca juga: Menteri PUPR pelajari teknologi peningkatan dam Jepang
Kementerian PUPR bekerja sama dengan pemerintah Korea Selatan untuk bagaimana mengatur sistem monitor jembatan-jembatan, terutama jembatan panjang.
Jembatan-jembatan panjang harus termonitor terus perilakunya dalam beragam kondisi serta cuaca agar tidak terjadi kegagalan yang bersifat tiba-tiba. Kemudian teknologi ini dipakai juga untuk sistem operasional, kalau terjadi arus lalu lintas yang macet atau terganggu bisa dihindari.
Selain itu untuk memverifikasi apakah pada saat perencanaan dan pelaksanaan itu sudah terdapat kesesuaian atau kecocokan.
Baca juga: Kementerian PUPR dorong teknologi "trenchless" bangun infrastruktur
Menurut Iwan Zarkasi, teknologi sistem monitor ketahanan jembatan ini banyak yang mana meskipun strukturnya diam (tidak bergerak) terjadi tegangan dan hal seperti ini yang kita monitor agar menghindari risiko keretakan atau bergerak.
"Kita punya banyak jembatan mulai dari katakanlah sebelah timur ada holtekamp kemudian jembatan Soekarno di Manado, jembatan Merah Putih di Ambon, dan sebagainya sampai kepada jembatan Suramadu Jawa Timur, Tengku Fisabilillah Batam dan jembatan Musi Palembang dan lain-lain di mana seluruh jembatan tersebut harus dalam keadaan terus termonitor,", ujar Iwan Zarkasi.
Baca juga: Menteri PUPR: Industri konstruksi mesti kuasai teknologi 4.0
Baca juga: Menteri PUPR ungkap cara teknologi pemecah gelombang ambang rendah
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: