Reli Dakar
Peterhansel juarai etape IX setelah duel ketat dengan Al-Attiyah
14 Januari 2020 21:42 WIB
Pebalap tim X-Raid Stephane Peterhansel dan co-driver Paulo Fiuza melaju di etape IX Dakar 2020 yang menempuh rute Wadi Al Dawasir menuju Haradh dengan jarak total 886km dan SS sejauh 410km, Selasa (14/1/2020) (ANTARA/HO/DPPI Media)
Jakarta (ANTARA) - Pebalap Prancis Stephane Peterhansel dengan mobil buggy Mini meraih kemenangan etape ketiga kalinya di Dakar 2020 setelah finis di Haradh, Arab Saudi, Selasa, dengan keunggulan tipis 15 detik dari juara bertahan Nasser Al-Attiyah.
Kedua pebalap itu tampil lebih cepat dari rival-rival mereka di etape IX yang menempuh rute Wadi Al Dawasir menuju Haradh dengan jarak total 886km dan SS sejauh 410km untuk memangkas jarak terhadap pemuncak klasemen Carlos Sainz.
Sementara pebalap tuan rumah Yasir Seaidan melengkapi podium di peringkat tiga, empat menit 48 detik berselang, demikian laman resmi Dakar.
Sainz finis kelima hari itu dengan jarak enam menit 31 detik dari Peterhansel, rekan satu tim di X-Raid. Posisi pebalap Spanyol itu pun terancam oleh Al-Attiyah yang dengan mobil Toyota Hiluxnya kini memangkas jaraknya hingga terpaut 24 detik saja.
Peterhansel, juara dari 13 edisi Dakar, di peringkat tiga klasemen dengan selisih enam menit 38 detik.
"Hari ini, sekali lagi, etape dengan serangan penuh. Kami mencoba menyerang penuh dari awal, tapi tak pernah menginjak gas terlalu dalam," kata Peterhansel.
"Pagi ini trek sangat lah berat dan lebih meliuk-liuk, kurang lebih seperti di Maroko, setelah itu terasa sangat cepat.
"Kami tak membuat kesalahan dengan navigasi. Kami hanya kehilangan waktu 10 menit, tapi itu tak berarti. Kami akan tetap memberi tekanan kepada pemimpin klasemen," kata Peterhansel yang sempat terkendala bahasa dengan Paulo Fiuza, co-driver asal Portugal, di etape pembuka.
Mencoba yang terbaik
Sementara Al-Attiyah akan berharap kepada Peterhansel yang akan mengawali etape maraton selanjutnya, menempuh rute Haradh menuju Shubaytah sejauh 608km dengan SS sepanjang 534km, dari posisi start terdepan untuk membuka jalan.
"Kami mencoba yang terbaik hari ini dan aku rasa ini adalah etape yang sangat bagus," kata Al-Attiyah.
Juara Dakar tiga kali asal Qatar itu juga mengaku kewalahan dengan kecepatan mobil buggy Mini di Dakar yang melakoni debut di daratan Timur Tengah itu setelah satu dekade terakhir digelar di Amerika Selatan.
"Saya cukup senang bisa memperkecil jarak dengan Carlos... Aku rasa besok dan lusa akan sangat sangat sulit bagi setiap orang.
"Bagi kami bertiga, masih terbuka bagi salah satu dari kami untuk memenangi Dakar ini," kata Al-Attiyah menatap tiga etape terakhir yang masih tersisa.
Belum tergusur
Sainz yang belum tergusur dari pemuncak klasemen sejak hari ketiga mengaku mengalami sejumlah masalah di trek sehingga sang juara Dakar dua kali itu kehilangan cukup banyak waktu.
"Di bagian awal kami kehilangan sedikit waktu karena kami tersesat, kami kehilangan lima menit kurang lebih."
"Setelah itu aku tak tahu apa yang terjadi... telapak bannya lepas dan kami harus berhenti. Bukan kebocoran, lebih kepada laminasi dari ban. Ini bukan hari yang baik bagi kami," pungkas Sainz.
Baca juga: Brabec dan Sainz dominan hingga paruh pertama Dakar 2020
Kedua pebalap itu tampil lebih cepat dari rival-rival mereka di etape IX yang menempuh rute Wadi Al Dawasir menuju Haradh dengan jarak total 886km dan SS sejauh 410km untuk memangkas jarak terhadap pemuncak klasemen Carlos Sainz.
Sementara pebalap tuan rumah Yasir Seaidan melengkapi podium di peringkat tiga, empat menit 48 detik berselang, demikian laman resmi Dakar.
Sainz finis kelima hari itu dengan jarak enam menit 31 detik dari Peterhansel, rekan satu tim di X-Raid. Posisi pebalap Spanyol itu pun terancam oleh Al-Attiyah yang dengan mobil Toyota Hiluxnya kini memangkas jaraknya hingga terpaut 24 detik saja.
Peterhansel, juara dari 13 edisi Dakar, di peringkat tiga klasemen dengan selisih enam menit 38 detik.
"Hari ini, sekali lagi, etape dengan serangan penuh. Kami mencoba menyerang penuh dari awal, tapi tak pernah menginjak gas terlalu dalam," kata Peterhansel.
"Pagi ini trek sangat lah berat dan lebih meliuk-liuk, kurang lebih seperti di Maroko, setelah itu terasa sangat cepat.
"Kami tak membuat kesalahan dengan navigasi. Kami hanya kehilangan waktu 10 menit, tapi itu tak berarti. Kami akan tetap memberi tekanan kepada pemimpin klasemen," kata Peterhansel yang sempat terkendala bahasa dengan Paulo Fiuza, co-driver asal Portugal, di etape pembuka.
Mencoba yang terbaik
Sementara Al-Attiyah akan berharap kepada Peterhansel yang akan mengawali etape maraton selanjutnya, menempuh rute Haradh menuju Shubaytah sejauh 608km dengan SS sepanjang 534km, dari posisi start terdepan untuk membuka jalan.
"Kami mencoba yang terbaik hari ini dan aku rasa ini adalah etape yang sangat bagus," kata Al-Attiyah.
Juara Dakar tiga kali asal Qatar itu juga mengaku kewalahan dengan kecepatan mobil buggy Mini di Dakar yang melakoni debut di daratan Timur Tengah itu setelah satu dekade terakhir digelar di Amerika Selatan.
"Saya cukup senang bisa memperkecil jarak dengan Carlos... Aku rasa besok dan lusa akan sangat sangat sulit bagi setiap orang.
"Bagi kami bertiga, masih terbuka bagi salah satu dari kami untuk memenangi Dakar ini," kata Al-Attiyah menatap tiga etape terakhir yang masih tersisa.
Belum tergusur
Sainz yang belum tergusur dari pemuncak klasemen sejak hari ketiga mengaku mengalami sejumlah masalah di trek sehingga sang juara Dakar dua kali itu kehilangan cukup banyak waktu.
"Di bagian awal kami kehilangan sedikit waktu karena kami tersesat, kami kehilangan lima menit kurang lebih."
"Setelah itu aku tak tahu apa yang terjadi... telapak bannya lepas dan kami harus berhenti. Bukan kebocoran, lebih kepada laminasi dari ban. Ini bukan hari yang baik bagi kami," pungkas Sainz.
Baca juga: Brabec dan Sainz dominan hingga paruh pertama Dakar 2020
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: