Bulu tangkis
Takluk di tangan Zheng/Huang, Hafiz/Gloria: kami harus banyak belajar
14 Januari 2020 19:39 WIB
Ganda campuran Indonesia Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja gagal melangkah ke babak dua Indonesia Masters 2020 setelah ditundukkan oleh unggulan pertama asal China Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong dengan skor 14-21, 13-21 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (14/1/2020) (ANTARA/Cornea Khairany)
Jakarta (ANTARA) - Pasangan campuran Indonesia peringkat delapan dunia Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja mengaku masih harus banyak belajar mengenai teknik permainan bulu tangkis, terutama saat bertanding di lapangan.
Pernyataan tersebut disampaikan secara langsung oleh Hafiz menanggapi kekalahannya saat menghadapi pasangan unggulan pertama asal China Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong. Pada laga babak pertama tersebut, Hafiz/Gloria takluk dengan skor 14-21, 13-21.
“Di setiap pertandingan, kondisi lapangannya pasti berbeda-beda, anginnya juga tidak mungkin sama. Dari kekalahan tadi, intinya kami masih harus banyak belajar bagaimana caranya menguasai lapangan,” kata Hafiz di Istora Senayan, Jakarta, Selasa.
Lebih rinci, dia pun mengakui bahwa salah satu kelemahannya sampai dengan saat ini adalah belum mengetahui cara memanfaatkan kondisi angin di lapangan. Sedangkan lawannya tahu betul cara memanfaatkan kondisi tersebut.
“Kami memang bukan tipe pemain yang bisa memanfaatkan kondisi angin di lapangan. Sedangkan lawan kami bisa banget memanfaatkan situasi seperti itu, bahkan tetap bisa menyerang kami. Jadi, kami harus lebih mempelajari tekniknya,” ujar Hafiz.
Pada kesempatan yang sama, Gloria mengungkapkan Zheng/Huang merupakan batu sandungan yang tidak mudah untuk ditaklukkan. Maka dari itu, pola permainannya harus diubah dan ditingkatkan supaya bisa mengungguli pasangan China tersebut.
“Mereka itu batu sandungan yang keras buat kami. Tidak mudah mengalahkan mereka. Selain pandai memanfaatkan angin di lapangan, mereka juga bermain lebih cepat dari kami. Mungkin sampai kapanpun pola permainan mereka akan seperti itu terus, jadi kami yang harus berubah,” ungkap Gloria.
Berdasarkan catatan BWF, Hafiz/Gloria dan Zheng/Huang sudah bertemu di tujuh turnamen sebelumnya. Namun dari ketujuh pertemuan itu, Hafiz/Gloria baru berhasil mengantongi satu kemenangan atas Zheng/Huang, yaitu pada turnamen Japan Open 2019 lalu.
Pernyataan tersebut disampaikan secara langsung oleh Hafiz menanggapi kekalahannya saat menghadapi pasangan unggulan pertama asal China Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong. Pada laga babak pertama tersebut, Hafiz/Gloria takluk dengan skor 14-21, 13-21.
“Di setiap pertandingan, kondisi lapangannya pasti berbeda-beda, anginnya juga tidak mungkin sama. Dari kekalahan tadi, intinya kami masih harus banyak belajar bagaimana caranya menguasai lapangan,” kata Hafiz di Istora Senayan, Jakarta, Selasa.
Lebih rinci, dia pun mengakui bahwa salah satu kelemahannya sampai dengan saat ini adalah belum mengetahui cara memanfaatkan kondisi angin di lapangan. Sedangkan lawannya tahu betul cara memanfaatkan kondisi tersebut.
“Kami memang bukan tipe pemain yang bisa memanfaatkan kondisi angin di lapangan. Sedangkan lawan kami bisa banget memanfaatkan situasi seperti itu, bahkan tetap bisa menyerang kami. Jadi, kami harus lebih mempelajari tekniknya,” ujar Hafiz.
Pada kesempatan yang sama, Gloria mengungkapkan Zheng/Huang merupakan batu sandungan yang tidak mudah untuk ditaklukkan. Maka dari itu, pola permainannya harus diubah dan ditingkatkan supaya bisa mengungguli pasangan China tersebut.
“Mereka itu batu sandungan yang keras buat kami. Tidak mudah mengalahkan mereka. Selain pandai memanfaatkan angin di lapangan, mereka juga bermain lebih cepat dari kami. Mungkin sampai kapanpun pola permainan mereka akan seperti itu terus, jadi kami yang harus berubah,” ungkap Gloria.
Berdasarkan catatan BWF, Hafiz/Gloria dan Zheng/Huang sudah bertemu di tujuh turnamen sebelumnya. Namun dari ketujuh pertemuan itu, Hafiz/Gloria baru berhasil mengantongi satu kemenangan atas Zheng/Huang, yaitu pada turnamen Japan Open 2019 lalu.
Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: