Sumbar serius "garap" wisatawan Malaysia
14 Januari 2020 18:19 WIB
Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Novrial bersama Kabid Pemasaran Hendri Agung Indrianto dan Direktur Tourism Malaysia Medan/Konsul Pariwisata Konsulat Jendral Malaysia, Hishamuddin Mustafa usai berdiskusi di Padang. (ANTARA/Miko Elfisha)
Padang (ANTARA) - Dinas Pariwisata Sumatera Barat semakin serius "menggarap" pasar wisatawan Malaysia karena potensi peningkatan jumlah kunjungan dari negeri jiran itu masih terbuka lebar.
"Selama ini kunjungan wisatawan mancanegara terbanyak ke Sumbar itu dari Malaysia, mencapai hampir 80 persen. Sekarang kita coba tawarkan beberapa konsep yang diharapkan bisa menggenjot kunjungan," kata Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Novrial di Padang, Selasa.
Menurutnya wisatawan ekonomi menengah yang banyak di Malaysia bisa menjadi salah satu bidikan. Artinya, jika mereka ingin memperpanjang liburan setelah dari Malaysia, mungkin bisa diarahkan ke Sumbar.
Selain itu ada beberapa konsep yang memungkinkan, tetapi masih butuh penyempurnaan dan masukan dari semua pihak, salah satunya dari pengemban kewenangan dan pelaku usaha di negeri jiran tersebut.
Konsep itu makin mengerucut dalam diskusi bersama Direktur Tourism Malaysia Medan/Konsul Pariwisata Konsulat Jendral Malaysia, Hishamuddin Mustafa di Padang.
Wisata sejarah yang berkaitan dengan ranji nenek moyang menjadi salah satu konsep yang menarik. Sebagian warga Malaysia terutama di Negeri Sembilan adalah keturunan Minangkabau.
Baca juga: Membidik wisatawan Malaysia menjaga momentum pariwisata Sumbar
Baca juga: Pesona Padang di mata wisatawan Malaysia
Baca juga: Wisatawan asal Malaysia paling banyak ke Sumbar
Paket wisata yang menawarkan untuk mengeksplorasi kampung halaman nenek moyang, bisa dikembangkan untuk menarik minat wisatawan Malaysia keturunan Minangkabau.
Konsep sister province yang memungkinkan kerjasama lebih jauh antara dua daerah, termasuk pariwisata juga bisa digaungkan kembali.
Novrial mengatakan sekitar tahun 1995-1996 saat Gubernur Hasan Basri Durin menjadi Gubernur, sister province pernah diinisiasi, namun kelanjutannya tidak jelas.
"Mungkin nanti bisa dilacak lagi dan kalau memang bisa memberikan efek positif pada pariwisata, kita bisa diskusikan dengan Gubernur agar bisa dilanjutkan kembali," katanya didampingi Kepala Bidang Pemasaran Hendri Agung Indrianto.
"Pariwisata pendidikan" dengan pertukaran pelajar juga bisa menjadi salah satu konsep yang bisa dikembangkan.
Direktur Tourism Malaysia Medan/Konsul Pariwisata Konsulat Jendral Malaysia, Hishamuddin Mustafa menyebut pihaknya siap untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan Sumbar.
Ia menawarkan agar Dinas Pariwisata setempat memberi ruang untuk memperkenalkan potensi pada pelaku usaha pariwisata dan media di Malaysia dengan jalan fam trip.
Dengan eksplorasi yang terkonsep dan bagus, Sumbar bisa saja booming di Malaysia sehingga jumlah wisatawan bisa bertambah ke Sumbar. Tapi sebaliknya, jumlah warga Sumbar yang pergi ke Malaysia juga meningkat.
Target kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumbar pada 2019 tercapai sesuai target sebanyak 57.087 orang. Sekitar 80 persen dari jumlah itu didominasi wisatawan asal Malaysia.*
"Selama ini kunjungan wisatawan mancanegara terbanyak ke Sumbar itu dari Malaysia, mencapai hampir 80 persen. Sekarang kita coba tawarkan beberapa konsep yang diharapkan bisa menggenjot kunjungan," kata Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Novrial di Padang, Selasa.
Menurutnya wisatawan ekonomi menengah yang banyak di Malaysia bisa menjadi salah satu bidikan. Artinya, jika mereka ingin memperpanjang liburan setelah dari Malaysia, mungkin bisa diarahkan ke Sumbar.
Selain itu ada beberapa konsep yang memungkinkan, tetapi masih butuh penyempurnaan dan masukan dari semua pihak, salah satunya dari pengemban kewenangan dan pelaku usaha di negeri jiran tersebut.
Konsep itu makin mengerucut dalam diskusi bersama Direktur Tourism Malaysia Medan/Konsul Pariwisata Konsulat Jendral Malaysia, Hishamuddin Mustafa di Padang.
Wisata sejarah yang berkaitan dengan ranji nenek moyang menjadi salah satu konsep yang menarik. Sebagian warga Malaysia terutama di Negeri Sembilan adalah keturunan Minangkabau.
Baca juga: Membidik wisatawan Malaysia menjaga momentum pariwisata Sumbar
Baca juga: Pesona Padang di mata wisatawan Malaysia
Baca juga: Wisatawan asal Malaysia paling banyak ke Sumbar
Paket wisata yang menawarkan untuk mengeksplorasi kampung halaman nenek moyang, bisa dikembangkan untuk menarik minat wisatawan Malaysia keturunan Minangkabau.
Konsep sister province yang memungkinkan kerjasama lebih jauh antara dua daerah, termasuk pariwisata juga bisa digaungkan kembali.
Novrial mengatakan sekitar tahun 1995-1996 saat Gubernur Hasan Basri Durin menjadi Gubernur, sister province pernah diinisiasi, namun kelanjutannya tidak jelas.
"Mungkin nanti bisa dilacak lagi dan kalau memang bisa memberikan efek positif pada pariwisata, kita bisa diskusikan dengan Gubernur agar bisa dilanjutkan kembali," katanya didampingi Kepala Bidang Pemasaran Hendri Agung Indrianto.
"Pariwisata pendidikan" dengan pertukaran pelajar juga bisa menjadi salah satu konsep yang bisa dikembangkan.
Direktur Tourism Malaysia Medan/Konsul Pariwisata Konsulat Jendral Malaysia, Hishamuddin Mustafa menyebut pihaknya siap untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan Sumbar.
Ia menawarkan agar Dinas Pariwisata setempat memberi ruang untuk memperkenalkan potensi pada pelaku usaha pariwisata dan media di Malaysia dengan jalan fam trip.
Dengan eksplorasi yang terkonsep dan bagus, Sumbar bisa saja booming di Malaysia sehingga jumlah wisatawan bisa bertambah ke Sumbar. Tapi sebaliknya, jumlah warga Sumbar yang pergi ke Malaysia juga meningkat.
Target kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumbar pada 2019 tercapai sesuai target sebanyak 57.087 orang. Sekitar 80 persen dari jumlah itu didominasi wisatawan asal Malaysia.*
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020
Tags: