Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore, melemah jelang rilis data neraca perdagangan Rabu (15/1) besok.

Rupiah ditutup melemah 7 poin atau 0,05 persen di level Rp13.680 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp13.673 per dolar AS.

"Neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2019 diperkirakan kembali membukukan defisit. Namun sepertinya defisit neraca perdagangan tidak akan separah bulan sebelumnya," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Rupiah terus menguat seiring dekatnya kesepakatan AS-China

Konsensus pasar yang dihimpun para analis memperkirakan ekspor masih akan mengalami kontraksi 1,9 persen secara tahunan (yoy) dan impor juga terkontraksi 4,4 persen (yoy) sehingga neraca perdagangan diperkirakan defisit 456,5 juta dolar AS.

Dari eksternal, China dan AS bersiap untuk menandatangani kesepakatan dagang fase satu. Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan bahwa terjemahan bahasa Mandarin dari perjanjian itu hampir selesai dan akan dipublikasikan pada 15 Januari 2020.

Baca juga: BI yakin pada perkembangan rupiah, sehingga tak akan intervensi

Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan Beijing telah berjanji untuk membeli produk pertanian AS senilai 40 miliar dolar AS hingga 50 miliar dolar AS setiap tahun dan total 200 miliar dolar AS barang-barang Negeri Paman Sam selama dua tahun ke depan.

"Aura damai dagang AS-China yang kian terasa menjadi faktor yang memantik optimisme pasar," ujar Ibrahim.

Baca juga: Rupiah awal pekan menguat, ditopang penurunan harga minyak

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp13.655 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp13.642 per dolar AS hingga Rp13.690 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa menunjukkan rupiah menguat menjadi Rp13.654 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.708 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah akhir pekan masih menguat setelah tensi AS-Iran mereda