Purwokerto, Jateng (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto dr. Yudhi Wibowo, M.PH mengingatkan pentingnya pemerintah daerah (pemda) untuk memperkuat program intervensi pencegahan kekerdilan (stunting).

"Program intervensi pencegahan stunting bisa dimulai sejak ibu hamil, dengan memberikan tablet penambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan," katanya di Purwokerto, Jawa Tengah, Selasa.

Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Jenderal Soedirman tersebut menambahkan program intervensi pencegahan stunting lainnya dapat dilakukan dengan memberikan makanan tambahan bagi ibu hamil.

"Selain itu memastikan pemenuhan gizi pada ibu hamil dan memastikan persalinan ibu hamil ditangani oleh dokter atau bidan yang ahli dan setelah melahirkan menerapkan inisiasi menyusui dini," katanya.

Di samping itu perlu sosialisasi agar ibu hamil memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif pada bayinya hingga usia bayi enam bulan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

"Selain itu, ibu juga perlu didorong untuk memantau tumbuh kembang bayi di posyandu terdekat dan memberikan imunisasi lengkap serta memberikan makanan pendamping ASI," katanya.

Sementara itu, dia juga mengingatkan perlunya memperkuat peran posyandu guna mendukung program pencegahan kekerdilan atau stunting.

"Giatkan upaya preventif dengan memaksimalkan peran posyandu dalam deteksi dini tumbuh kembang anak," katanya.

Dia mengatakan posyandu dapat menjadi wahana pertama dan utama untuk meningkatkan edukasi pencegahan kekerdilan.

"Posyandu bisa menjadi sarana yang tepat untuk menyukseskan program pencegahan stunting dengan mengintensifkan pendekatan kepada masyarakat," katanya.

Dia menambahkan, pemerintah daerah juga perlu meningkatkan sosialisasi mengenai pentingnya memberikan anak gizi seimbang.

"Khususnya anak-anak pada usia emas, perlu diberikan nutrisi yang baik sesuai dengan yang dibutuhkan pada masa pertumbuhan," demikian Yudhi Wibowo.

Baca juga: WFP: Indonesia perlu dorongan lebih untuk cegah "stunting"

Baca juga: Perlu intervensi gizi cegah gagal tumbuh menjadi kerdil

Baca juga: Akademisi: Pemberian gizi tepat dapat cegah kekerdilan sejak dini