Abu Dhabi (ANTARA) - Presiden Joko Widodo saat menyampaikan pidato kunci dalam Abu Dhabi Sustainability Week (ADSB) 2020 mengangkat isu soal nikel Indonesia yang berkontribusi besar dalam industri baterai litium untuk ponsel.

“Saya akan memulai, berbagi dengan Anda, sejumlah prediksi dalam 10 tahun, banyak di antara Anda akan membawa sebagian kecil dari Indonesia dalam kantong atau tas Anda, setiap hari. Pikirkan sebentar, tentang ponsel pintar Anda,” kata Presiden Joko Widodo dalam pidato kuncinya di Abu Dhabi Sustainability Week (ADSW) 2020 di Abu Dhabi National Exhibition Center (ADNEC), Senin.

Presiden Jokowi yang menjadi satu-satunya kepala negara yang memberikan pidato kunci dalam acara itu mengajak audiens untuk membayangkan baterai lithium-ion yang terbuat dari nikel.

Baca juga: Jokowi angkat isu kota berkelanjutan di Abu Dhabi Sustainability Week

Ia mengatakan sekitar 50 persen baterai lithium-ion terbuat dari nikel.

"Sementara Indonesia merupakan produsen nikel terbesar di dunia, baterai lithium-ion di dalam ponsel pintar Anda boleh jadi mengandung nikel dari Indonesia," kata Jokowi.

Maka kata dia, dalam 10 tahun setiap waktu siapa saja melihat ponsel pintar mereka mungkin saja akan mengingatkan bagian kecil dari mineral Indonesia.

Ia menekankan peran Indonesia dalam memasok dunia dengan nikel sebagai bagian dari kontribusi negara terhadap masa depan energi dalam hal ini masa depan penyediaan energi.

“Elektrifikasi dari sistem transportasi kami seperti transisi ke kendaraan elektrik akan meningkatkan kebutuhan bateri lithium-ion dan nikel,” katanya.

Baca juga: Kesepakatan Indonesia-UEA disebut "deal" terbesar dalam sejarah

Maka, meningkatkan skala penggunaan fasilitas baterai lithium-ion seperti fasilitas Tesla di Australia Selatan dinilai Jokowi sangat krusial dalam upaya transisi pembaruan energi ke depan.

Menurut Jokowi, sebagai produsen nikel terbesar ke-1 di dunia, Indonesia bersiap untuk menyuplai cepatnya pertumbuhan dunia dan meningkatnya industri baterai lithium-ion.

“Kami mengundang Anda untuk bermitra dengan kami, sebagaimana kami membangun industri domestik kami untuk memproduksi komponen dan pada akhirnya baterai-cell sebagai perluasan hilir secara alami produksi nikel kami,” kata Presiden Jokowi.

Baca juga: UEA ingin terlibat dalam proyek pembangunan ibu kota baru Indonesia

Presiden Jokowi berpidato setelah Minister of State UEA Sultan Bin Ahmed Al Jaber di hadapan begitu banyak peserta termasuk 7 kepala negara/kepala pemerintahan yang hadir dalam acara tersebut.

Presiden Jokowi menyampaikan “keynote speech”-nya selama sekitar 13 menit dan mendapatkan sambutan yang antusias dari para hadirin.

Selain soal nikel ia juga mengangkat isu tentang biodiesel, B20, dan pembangunan ibu kota baru di Indonesia yang menganut konsep kota berkelanjutan.

Presiden Jokowi juga sempat didaulat untuk ke atas panggung kembali untuk menyerahkan Zayed Sustainability Prize kepada pemenang penghargaan.

Baca juga: Ini 16 kesepakatan Indonesia dan UEA