TNI AD gunakan helikopter distribusikan logistik di Lebak
13 Januari 2020 12:44 WIB
Helikopter milik TNI AD menyalurkan logistik untuk korban banjir dan tanah longsor saat mendarat di lapangan sepakbola Desa Lebaksitu, Kabupaten Lebak, Senin (13/1/2020). ANTARA/Muhammad Zulfikar/aa.
Lebak (ANTARA) - TNI AD bersama personel BPBD Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, kembali menyalurkan bantuan logistik menggunakan helikopter bagi warga di Desa Lebaksitu, Kabupaten Lebak, yang terdampak banjir bandang dan tanah longsor, Senin.
Pantauan di lapangan, helikopter mendarat sekitar pukul 11.33 WIB di Lapangan Sepak Bola Pasir Batang Desa Lebaksitu. Bantuan yang diberikan di antaranya mi instan, sarden atau ikan kemasan, minyak goreng, biskuit, ikan asin, beras dan lain sebagainya.
Baca juga: Harga jual BBM dan elpiji di Desa Lebaksitu naik
Kosasih salah seorang warga setempat mengatakan bantuan dari pemerintah menggunakan helikopter sudah dilakukan sejak 3 Januari yang diperkirakan hingga 14 Januari 2020.
"Satu hari bantuan bisa datang dua hingga tiga kali tergantung kondisi cuaca," katanya.
Setelah diturunkan dari helikopter, bantuan logistik tersebut langsung dibawa dan diangkut oleh warga setempat termasuk anak-anak dengan menuruni jalan setapak yang licin dan tingkat kemiringan cukup terjal.
Sementara itu, Kepala Desa Lebaksitu Tubagus Imron mengatakan desa tersebut diterjang banjir bandang dan tanah longsor pada Rabu (1/1) pagi sekitar pukul 05.30 WIB. Akibatnya ribuan masyarakat terisolasi karena jalan utama ke desa itu terputus.
"Terutama warga di RT 1 yang terdampak cukup parah dan harus segera direlokasi karena tempat tinggal mereka sudah tidak memungkinkan untuk dihuni lagi," katanya.
Baca juga: ACT salurkan bantuan bagi korban tanah longsor di Kabupaten Lebak
Namun, masalahnya adalah pemerintah desa belum memiliki lokasi baru untuk merelokasi 359 jiwa warga di RT 1 tersebut. Oleh karena itu, pemerintah pusat dan daerah diminta untuk segera mencarikan solusinya.
Secara umum, banjir bandang dan tanah longsor mengakibatkan 13 rumah rusak berat dan ringan serta lima unit rumah rata dengan tanah. Selain itu, pascabencana, aktivitas belajar mengajar di desa itu juga belum berjalan dengan normal.
Warga, pihak sekolah dan perangkat desa setempat sepakat untuk meliburkan anak didik karena dikhawatirkan bakal terjadi banjir bandang dan tanah longsor susulan. Apalagi, dua sekolah yaitu SD Negeri 1 Lebaksitu dan SMP Negeri 2 Lebaksitu berada di pinggir bukit yang rawan bencana.
Baca juga: ACT fokuskan bantuan untuk desa terisolir
Baca juga: Pelajar Desa Lebaksitu sudah seminggu tidak sekolah akibat terisolir
Baca juga: Menperin lepas bantuan bencana korban banjir di Lebak
Pantauan di lapangan, helikopter mendarat sekitar pukul 11.33 WIB di Lapangan Sepak Bola Pasir Batang Desa Lebaksitu. Bantuan yang diberikan di antaranya mi instan, sarden atau ikan kemasan, minyak goreng, biskuit, ikan asin, beras dan lain sebagainya.
Baca juga: Harga jual BBM dan elpiji di Desa Lebaksitu naik
Kosasih salah seorang warga setempat mengatakan bantuan dari pemerintah menggunakan helikopter sudah dilakukan sejak 3 Januari yang diperkirakan hingga 14 Januari 2020.
"Satu hari bantuan bisa datang dua hingga tiga kali tergantung kondisi cuaca," katanya.
Setelah diturunkan dari helikopter, bantuan logistik tersebut langsung dibawa dan diangkut oleh warga setempat termasuk anak-anak dengan menuruni jalan setapak yang licin dan tingkat kemiringan cukup terjal.
Sementara itu, Kepala Desa Lebaksitu Tubagus Imron mengatakan desa tersebut diterjang banjir bandang dan tanah longsor pada Rabu (1/1) pagi sekitar pukul 05.30 WIB. Akibatnya ribuan masyarakat terisolasi karena jalan utama ke desa itu terputus.
"Terutama warga di RT 1 yang terdampak cukup parah dan harus segera direlokasi karena tempat tinggal mereka sudah tidak memungkinkan untuk dihuni lagi," katanya.
Baca juga: ACT salurkan bantuan bagi korban tanah longsor di Kabupaten Lebak
Namun, masalahnya adalah pemerintah desa belum memiliki lokasi baru untuk merelokasi 359 jiwa warga di RT 1 tersebut. Oleh karena itu, pemerintah pusat dan daerah diminta untuk segera mencarikan solusinya.
Secara umum, banjir bandang dan tanah longsor mengakibatkan 13 rumah rusak berat dan ringan serta lima unit rumah rata dengan tanah. Selain itu, pascabencana, aktivitas belajar mengajar di desa itu juga belum berjalan dengan normal.
Warga, pihak sekolah dan perangkat desa setempat sepakat untuk meliburkan anak didik karena dikhawatirkan bakal terjadi banjir bandang dan tanah longsor susulan. Apalagi, dua sekolah yaitu SD Negeri 1 Lebaksitu dan SMP Negeri 2 Lebaksitu berada di pinggir bukit yang rawan bencana.
Baca juga: ACT fokuskan bantuan untuk desa terisolir
Baca juga: Pelajar Desa Lebaksitu sudah seminggu tidak sekolah akibat terisolir
Baca juga: Menperin lepas bantuan bencana korban banjir di Lebak
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: