Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan, posisi siklon tropis Claudia saat ini berada di sebelah selatan barat daya Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Kondisi tanggal 13 Januari 2020 pukul 07:00 WIB, posisi siklon pada 16.1 LS, 117.2 BT, sekitar 790 km sebelah selatan barat daya Waingapu," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi El Tari, Agung Sudiono Abadi di Kupang, Senin.

Baca juga: Sejumlah wilayah Indonesia bakal diguyur hujan sedang-lebat

Berdasarkan hasil pemantauan, arah gerak siklon adalah barat barat daya, kecepatan 16 knots atau 30 kilo meter per jam, bergerak menjauhi wilayah Indonesia
.Kecepatan angin maksimum menurut dia, 70 knots (130 kilo meter per jam.

Prediksi 24 jam, tanggal 14 Januari 2020 pukul 07:00 WIB, posisi siklon berada pada 18.0 LS, 111.6 BT, sekitar 1.320 km sebelah barat daya Waingapu.

Arah gerak barat barat daya, bergerak menjauhi wilayah Indonesia dengan kecepatan angin maksimum 70 knots atau 130 kilo meter per jam.

Sementara prediksi 48 jam, tanggal 15 Januari 2020 pukul 07:00 WIB, posisi siklon pada 19.5 LS, 107.7 BT.
Arah gerak barat daya, bergerak menjauhi wilayah Indonesia.
Kapal-kapal sedang berlindung di Pelabuhan Hansisi, Semau Kupang untuk menghindari gelombang. (ANTARA/Bernadus Tokan)

Kecepatan angin maksimum 50 knots (95 km/jam) dan prediksi 72 jam, tanggal 16 Januari 2020 pukul 07:00 WIB, posisi 21.5 LS, 105.1 BT.

Arah gerak barat daya, bergerak menjauhi wilayah Indonesia. Kecepatan angin maksimum 40 knots (75 km/jam).

Mengenai dampak, dia mengatakan, siklon tropis Claudia memberikan dampak terhadap cuaca di Indonesia berupa hujan dengan intensitas sedang-deras di wilayah Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Dampak lain adalah angin kencang dengan kecepatan lebih dari 20 knots di wilayah Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur
.
Dan gelombang laut dengan ketinggian 2.5 - 4.0 meter di perairan Selatan Bali hingga Selatan NTB, perairan Selatan Pulau Sumba, Samudera Hindia Selatan Jawa Timur hingga Selatan NTB, perairan Pulau Sabu dan Pulau Rote, katanya.

Baca juga: BMKG: Cuaca ekstrem masih berpotensi di pegunungan tengah Jateng