Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan hujan dengan intensitas tinggi dan angin puting beliung menerjang Provinsi Sulawesi Selatan pada Minggu.

"Fenomena cuaca ekstrem ini sesuai dengan prakiraan BMKG yaitu potensi hujan lebat di wilayah Sulawesi Selatan dengan status ‘siaga'," kata Kepala Pusat Data, Informasi (Kapusdatin) dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo melalui rilis pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin.

Ia menyebutkan bahwa berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Selatan, banjir terjadi di Dusun Buludua, Desa Balusu, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.

Baca juga: BNPB imbau masyarakat antisipasi dampak bencana

Hujan dengan intensitas tinggi tersebut mengguyur sejak pukul 00.00 Wita sampai dengan pukul 10.30 Wita. Kejadian tersebut memicu meluapnya sungai di daerah setempat. Sekitar 121 KK terkena dampak banjir di dusun itu.

Pada hari yang sama, banjir dan angin puting beliung terjadi di tiga kecamatan di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, antara lain di Kecamatan Balusu, Soppeng Riaja dan Mallusetasi.

Bencana tersebut mengakibatkan rumah penduduk terendam banjir dan sejumlah infrastruktur mengalami kerusakan. Selain itu, arus lalu lintas trans-Sulawesi juga terpantau padat.

"Banjir ini mengakibatkan kerusakan tiga rumah warga dengan kategori rusak berat dan kerusakan infrastruktur jalan desa di wilayah Oring, Kecamatan Balusu, satu jembatan gantung di Kelurahan Kiru-Kiru, Kecamatan Soppeng Riaja dan tanggul pantai di Kelurahan S. Binangae dan Pasar Ajakkang di Kecamatan Balusu," katanya.

BPBD setempat, katanya, melaporkan satu orang meninggal dunia akibat terbawa arus banjir.

Sementara itu, ia juga mengatakan bahwa banjir juga terjadi di Kota Parepare, Sulawesi Selatan pada Minggu.

BPBD Provinsi Sulawesi Selatan, katanya, melaporkan bahwa hujan deras turun di seluruh Kota Parepare sehingga menyebabkan genangan di beberapa titik dengan ketinggian air yang beragam.

Namun demikian, genangan tersebut segera surut dan aktivitas masyarakat berangsur normal.

Pada Sabtu sebelumnya, genangan air juga terjadi di wilayah Kota akibat hujan yang disertai angin kencang.

Agus menekankan bahwa beberapa kejadian bencana tersebut menunjukkan ancaman yang dipicu oleh fenomena hidrometeorologi yang bergerak ke wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.

BMKG sebelumnya telah menyampaikan peringatan dini ke sejumlah wilayah dengan status waspada hingga siaga.

Oleh karena itu, BNPB mengimbau BPBD wilayah tengah dan timur untuk siaga, salah satunya dengan memonitor peringatan dini dari BMKG sehingga mereka dapat melanjutkan peringatan dini kepada masyarakat.

Baca juga: Waspada banjir dan longsor di Sumsel ditingkatkan masuki penghujan