Abu Dhabi (ANTARA) - Uni Emirat Arab (UEA) menyatakan keinginannya untuk menanamkan investasi lebih besar dalam bidang pengembangan properti, khususnya di Aceh.

“Dibicarakan juga untuk Aceh, sebelumnya sudah dibicarakan dengan adiknya crown prince (Putra Mahkota UEA Mohamed Bin Zayed) untuk Aceh ingin masuk properti,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam jumpa pers di Emirates Palace Abu Dhabi, Minggu malam.

Luhut bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Tohir, dan Dubes RI untuk UEA Husin Bagis menggelar jumpa pers setelah mendampingi Presiden Jokowi melakukan acara kenegaraan di Istana Qasr Al Watan Abu Dhabi.

Untuk itu, rencananya pada pekan depan, akan ditindaklanjuti dengan mengundang Gubernur Aceh dan tokoh-tokohnya untuk membahas lebih lanjut mengenai rencana kerja sama dengan UEA tersebut.

“Minggu depan akan undang Gubernur Aceh dan tokoh-tokoh untuk bicara ini karena mereka ada beberapa syarat. Alasannya Sheikh Hamid (adik Putra Mahkota UEA) untuk masuk ke Aceh karena jarak terbang dari Abu Dhabi hanya kira-kira 5 jam. Saya pikir ini satu langkah yang hebat,” katanya.

Tindak lanjut dari itu, pada 10-11 Februari 2020 akan berkumpul sejumlah negara termasuk UEA di Abu Dhabi yang memiliki sovereign wealth fund untuk kemudian berencana masuk ke Indonesia.

“Mereka akan masuk ke Indonesia melalui sovereign wealth fund,” kata Luhut.

Untuk itu, Indonesia melalui Menteri BUMN saat ini sesang mulai menyiapkan regulasi atau aspek Undang-Undang yang lebih ramah kepada investasi.

Baca juga: UEA ingin terlibat dalam proyek pembangunan ibu kota baru Indonesia

Baca juga: Ini 16 kesepakatan Indonesia dan UEA

Baca juga: Bahlil terima investor UEA untuk tingkatkan investasi di Indonesia