Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menyebutkan, putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming punya modal tersendiri yang bisa dipertimbangkan untuk maju di Pilkada Solo 2020.

"Tentu saja Mas Gibran juga punya kepedulian yang besar dan tentu saja partai membuka ruang itu. Apalagi banyak pemimpin muda dari PDIP yang berhasil," kata Hasto, usai Rapat Kerja Nasional I PDIP ditutup di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu.

Baca juga: Gibran bantah dinasti politik pada Pilkada Surakarta

Baca juga: Gibran ajak anak muda salurkan kreativitas

Baca juga: Gibran catat banyak aspirasi masyarakat jelang pilkada


Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dalam arahan tertutup pada penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I sempat menyinggung membuka peluang bagi anak muda.

"Ibu dalam pengarahannya juga menegaskan partai membuka diri terhadap anak muda Indonesia untuk bersama dengan partai," kata Hasto.

Sedangkan saat disinggung kemungkinan memasangkan Gibran dengan Achmad Purnomo sebagai calon yang disepakati oleh DPC PDIP Solo, Hasto tak menampiknya. Menurut dia, pembahasan masih terus dilakukan oleh Megawati.

"Itu adalah kewenangan ibu Megawati Soekarnoputri akan disampaikan pada momentum yang tepat," katanya.

Baca juga: Achmad Purnomo enggan tanggapi wacana Gibran-Paundra

PDI Perjuangan masih mencari sosok yang terbaik untuk maju di Pilkada Solo dan Medan pada 2020, meski diyakininya akan menang.

"Kami tagetkan menang 60 persen. Daerahnya sudah ada, nanti kami sampaikan lebih detail. Termasuk Solo, termasuk Medan (yakin menang)," kata Hasto.

Berdasarkan hasil Rapat Kerja Nasional I PDI Perjuangan, partai berlambang banteng itu memasang target kemenangan 60 persen di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020.

Mengenai calon kandidat yang akan diusung PDIP di dua daerah tersebut, Hasto mengaku pihaknya masih mencari putra-putri terbaik bangsa.

Politikus asal Yogyakarta ini menerangkan hal itu juga menjadi wewenang Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam memutuskan.