Mamuju (ANTARA) - Warga Desa Bondra, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat mengikat rumahnya di pohon agar tidak terseret banjir dengan air yang semakin tinggi.
Pemantauan di Polewali Mandar, Minggu, warga yang rumahnya tergenang banjir di Desa Bondra, Kecamatan Mapili, mulai mengikat rumah mereka ke pohon, karena khawatir air menyeret rumah mereka, ketika genangan air semakin tinggi.
Pemukiman warga di desa tersebut terendam banjir hingga setinggi lutut orang dewasa.
"Warga mengikat rumahnya di pohon agar tidak terseret air banjir ketika Sungai Mapilli tidak semakin meluap dan arusnya semakin kencang," kata Alif, salah seorang warga setempat.
Dia mengatakan akses jalan di desanya sudah tidak tampak karena terendam banjir, luapan air sungai tersebut.
Baca juga: Banjir-angin kencang landa Majene
Seorang warga setempat lainnya, Yusrang, mengatakan, selain Desa Bondra, Desa Segerang di sekitar Sungai Mapilli juga terendam air.
Sejumlah warga setempat lainnya, juga tampak panik karena banjir dari hulu sungai itu terus terjadi. Selama dua hari terakhir, hujan turun di wilayah Polewali Mandar itu.
Dia mengatakan masyarakat juga telah memantau kondisi Bendungan Sekka Sekka yang berada di hulu Sungai Mapilli, karena air di bendungan itu terus naik.
"Beberapa masyarakat yang telah merasa risau dengan adanya cuaca ekstrem sejak kemarin (11/1) hingga sore tadi memantau Bendungan Sekka Sekka yang dalam status siaga dua," katanya.
Ia mengatakan ketinggian air di Bendungan Sekka Sekka 180-185 mercu itu masih dalam kondisi siaga dua.
"Warga tetap waspada karena jika air telah berada pada ketinggian 200 mercu maka kondisi siaga satu, semoga hujan di hulu dapat berhenti," katanya.
Baca juga: Banjir di Polman Akibat Pembalakan Hutan Perusahaan Besar
Baca juga: Air Meluap di Polman, Empat Orang Tewas
Cegah terseret banjir, warga Polewali Mandar ikat rumah di pohon
12 Januari 2020 22:22 WIB
Banjir Desa Bondra di Kecamatan Mapilli Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat, Minggu (12/1/2020). ANTARA/M Faisal Hanapi/am.
Pewarta: M.Faisal Hanapi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020
Tags: