Kota Malang tambah lokasi wisata berkonsep perdesaan
12 Januari 2020 20:58 WIB
Wali Kota Malang Sutiaji (kaos merah) mengawali penanaman bibit pepaya di Dukuh Baran, Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang, yang akan menjadi lokasi wisata "Eduwisata Kampung Buah Bercahaya", Minggu (12/1) (ANTARA/HO/PEMKOT MALANG)
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Kota Malang menambah satu lagi lokasi wisata yang berbeda dengan sebelumnya, yakni berkonsep perdesaan dengan mengusung "Eduwisata Kampung Buah Bercahaya".
Eduwisata Kampung Buah Bercahaya yang berlokasi di Dukuh Baran, Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang itu diawali dengan penanaman 10 ribu bibit buah pepaya oleh Wali Kota Malang Sutiaji, Minggu.
"Kawasan Dukuh Baran memiliki pemandangan yang indah dan sangat asri, sehingga sangat tepat jika ditata sebagai kawasan wisata ala perdesaan, apalagi wisata yang mengusung konsep perdesaan saat ini makin diminati masyarakat," kata Sutiaji.
Baca juga: Babel tetapkan tiga lokasi pembangunan planetarium eduwisata
Dengan mengusung konsep perdesaan, kata politikus Partai Demokrat itu, Kota Malang akan memiliki Eduwisata Kampung Buah Bercahaya, bukan hanya buah pepaya, di sana juga akan ditanam sederet buah-buahan lainnya.
"Pemandangannya di sini bagus, masih dingin dan asri. Nanti tinggal ditata sedikit, kan sekarang wisatawan cenderung ingin menikmati suasana di desa yang asri dan tenang," ucapnya.
Sutiaji menerangkan Dukuh Baran sudah memiliki kelompok sadar wisata (pokdarwis). Nantinya, dinas terkait akan memberikan pendampingan terhadap Pokdarwis untuk mengelola kawasan yang ada sebagai tempat wisata.
Baca juga: Pengelola desa wisata diminta berinovasi untuk pertahankan kunjungan
Lebih lanjut, Sutiaji mengatakan upaya menghidupkan Dukuh Baran sebagai kawasan wisata merupakan pilihan yang tepat, karena selain meningkatkan pemberdayaan dan meningkatkan perekonomian, wisata berbasis pedesaan dan tanaman tersebut juga akan membantu upaya Pemkot Malang dalam melakukan penghijauan.
"Selain itu, tujuan yang ingin kami capai, salah satunya adalah menekan angka stunting. Setelah sebelumnya ada urban farming, sekarang ada upaya menanam puluhan ribu pohon pepaya. Ini akan bersinergi pada lingkungan hingga kualitas SDM," papar Sutiaji.
Ia berharap masyarakat mulai memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk penghijauan melalui program urban farming dengan menanam beberapa tanaman dan sayuran, minimal untuk kebutuhan rumah tangga.
Jika memiliki hasil besar, produk bisa dipasarkan lebih luas lagi. "Dan Dukuh Baran ini akan jadi proyek percontohan untuk bisa diterapkan di wilayah lain di kota ini," ujarnya.
Pada kesempatan itu Sutiaji juga mengapresiasi pemangku kepentingan yang berperan dalam proses peningkatan perekonomian serta penghijauan tersebut. Karena program yang diinisiasi oleh Pondok Pesentren Manajer Tholabie itu telah didukung penuh masyarakat setempat, perguruan tinggi, dan para pemangku kepentingan terkait.
Pohon pepaya dipilih untuk mengawali ragam tanaman buah di wilayah tersebut, karena selain lebih mudah tumbuh dan tahan hama, tanaman pepaya juga cenderung dapat berbuah di setiap musim.
Sebelumnya Kota Malang telah memiliki sejumlah lokasi wisata tematik, di antaranya Kampung Warna-Warni, Kampung Arema (kampung Biru), Kampung Putih, Jembatan Kaca, dan Kampung 3G.
Baca juga: Begini cara Bantul kembangkan pariwisata desa yang kini tumbuh pesat
Baca juga: Pengelola: Jumlah pengunjung ke Desa Wisata Serang meningkat
Eduwisata Kampung Buah Bercahaya yang berlokasi di Dukuh Baran, Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang itu diawali dengan penanaman 10 ribu bibit buah pepaya oleh Wali Kota Malang Sutiaji, Minggu.
"Kawasan Dukuh Baran memiliki pemandangan yang indah dan sangat asri, sehingga sangat tepat jika ditata sebagai kawasan wisata ala perdesaan, apalagi wisata yang mengusung konsep perdesaan saat ini makin diminati masyarakat," kata Sutiaji.
Baca juga: Babel tetapkan tiga lokasi pembangunan planetarium eduwisata
Dengan mengusung konsep perdesaan, kata politikus Partai Demokrat itu, Kota Malang akan memiliki Eduwisata Kampung Buah Bercahaya, bukan hanya buah pepaya, di sana juga akan ditanam sederet buah-buahan lainnya.
"Pemandangannya di sini bagus, masih dingin dan asri. Nanti tinggal ditata sedikit, kan sekarang wisatawan cenderung ingin menikmati suasana di desa yang asri dan tenang," ucapnya.
Sutiaji menerangkan Dukuh Baran sudah memiliki kelompok sadar wisata (pokdarwis). Nantinya, dinas terkait akan memberikan pendampingan terhadap Pokdarwis untuk mengelola kawasan yang ada sebagai tempat wisata.
Baca juga: Pengelola desa wisata diminta berinovasi untuk pertahankan kunjungan
Lebih lanjut, Sutiaji mengatakan upaya menghidupkan Dukuh Baran sebagai kawasan wisata merupakan pilihan yang tepat, karena selain meningkatkan pemberdayaan dan meningkatkan perekonomian, wisata berbasis pedesaan dan tanaman tersebut juga akan membantu upaya Pemkot Malang dalam melakukan penghijauan.
"Selain itu, tujuan yang ingin kami capai, salah satunya adalah menekan angka stunting. Setelah sebelumnya ada urban farming, sekarang ada upaya menanam puluhan ribu pohon pepaya. Ini akan bersinergi pada lingkungan hingga kualitas SDM," papar Sutiaji.
Ia berharap masyarakat mulai memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk penghijauan melalui program urban farming dengan menanam beberapa tanaman dan sayuran, minimal untuk kebutuhan rumah tangga.
Jika memiliki hasil besar, produk bisa dipasarkan lebih luas lagi. "Dan Dukuh Baran ini akan jadi proyek percontohan untuk bisa diterapkan di wilayah lain di kota ini," ujarnya.
Pada kesempatan itu Sutiaji juga mengapresiasi pemangku kepentingan yang berperan dalam proses peningkatan perekonomian serta penghijauan tersebut. Karena program yang diinisiasi oleh Pondok Pesentren Manajer Tholabie itu telah didukung penuh masyarakat setempat, perguruan tinggi, dan para pemangku kepentingan terkait.
Pohon pepaya dipilih untuk mengawali ragam tanaman buah di wilayah tersebut, karena selain lebih mudah tumbuh dan tahan hama, tanaman pepaya juga cenderung dapat berbuah di setiap musim.
Sebelumnya Kota Malang telah memiliki sejumlah lokasi wisata tematik, di antaranya Kampung Warna-Warni, Kampung Arema (kampung Biru), Kampung Putih, Jembatan Kaca, dan Kampung 3G.
Baca juga: Begini cara Bantul kembangkan pariwisata desa yang kini tumbuh pesat
Baca juga: Pengelola: Jumlah pengunjung ke Desa Wisata Serang meningkat
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: