Gunung Kidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengeluarkan surat edaran mengenai larangan mengonsumsi daging hewan sakit, menyusul 12 warga Desa Gombang yang diduga tertapar antraks.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto di Gunung Kidul, Minggu mengatakan kebiasaan warga menyembelih hewan sakit dan mengonsumsinya perlu dicegah.
"Untuk itu, kami telah mengeluarkan surat edaran bupati berisi larangan mengonsumsi daging dari hewan sakit yang mati mendadak atau sekarat karena terkena penyakit," katanya.
Ia mengatakan surat edaran juga berisi larangan untuk menjualbelikan hewan ternak yang mati atau terkena penyakit. Surat edaran tersebut juga untuk mencegah aktivitas jual beli ternak yang mati.
Petugas Dinas Pertanian dan Pangan beberapa kali mengejar lokasi di mana ternak dijual dan mendapati bangkai tersebut disimpan dalam rumah pemotongan hewan.
"Itu kan bangkai, tidak boleh dijual. Tapi realitasnya masih mendapati jual beli bangkai hewan ternak. Saat kami mendapat itu, kami paksa untuk dikubur,” katanya.
Sampai saat ini, petugas baru mengetahui peredaran jual beli ternak mati di sebuah rumah pemotongan hewan di Kecamatan Semanu. Namun begitu, monitoring terus akan dilakukan untuk mengetahui lokasi lain yang juga menjalankan praktek jual beli ternak mati itu.
“Pernah ada ditemukan disimpan dalam lemari pendingin, dan kami paksa untuk dikubur. Ini baru di satu titik di Semanu itu,” katanya.
Baca juga: Gunung Kidul gandeng kepolisian cegah jual beli ternak mati
Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawati menambahkan Dinas Kesehatan juga telah mengeluarkan surat imbauan kepada masyarakat untuk menekankan pola hidup sehat. Seperti mencuci tangan dan kaki ketika berinteraksi dengan hewan ternak.
"Kami berharap masyarakat tidak perlu panik. Pemkab akan mengantisipasi dan berupaya menyelesaikan masalah yang ada. Yang penting perilaku kita. Jangan mengonsumsi daging yang berasal dari ternak mati atau sakit,” ujarnya.
Baca juga: Jangan datangkan hewan kurban dari Gunung Kidul, ini alasannya
Dewi juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak khawatir terhadap penyebaran penyakit tersebut. Selain itu, belum ada penelitian yang menyebut penularan dari manusia ke manusia.
"Kami minta warga tenang dan bila terjadi gejala seperti antraks, langsung dibawa ke puskesmas terdekat," katanya.
Baca juga: Satu lagi sapi mati mendadak di Gunung Kidul, dikhawatirkan antraks
Pemkab Gunung Kidul keluarkan larangan konsumsi daging hewan sakit
12 Januari 2020 08:12 WIB
Ilustrasi - Petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunung Kidul, DIY, mengubur bangkai sapi antisipasi kasus antraks. (Foto ANTARA/Sutarmi)
Pewarta: Sutarmi
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020
Tags: