ACT ajak semua elemen bangsa semangat bela Natuna dari penjajahan
10 Januari 2020 21:07 WIB
Presiden Global Islamic Philanthropy (GIP) Ahyudin dan pejabat ACT lain berfoto bersama dalam Konferensi Pers Aksi Bela Indonesia Bersama Jaga Natuna di Kantor ACT, Jakarta, Jumat (10/1/2020). ANTARA/Katriana/pri.
Jakarta (ANTARA) - Lembaga kemanusiaan global Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengajak semua elemen bangsa untuk semangat membela upaya pemerintah Indonesia dalam menjaga perairan Natuna dari upaya pencaplokan.
"Momentum peristiwa perairan Natuna ini menjadi momentum yang baik untuk menyampaikan ini segamblang-gamblangnya kepada masyarakat, termasuk sikap ketegasan pemerintah pun harus sampai ke masyarakat, termasuk generasi milenial. Sehingga ada energi yang muncul di milenial itu. Ada hal yang lebih konkret berkesesuaian dengan spirit bangsa ini," kata Presiden Global Islamic Philanthropy (GIP) Ahyudin dalam Konferensi Pers Aksi Bela Indonesia Bersama Jaga Natuna di Kantor ACT, Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan bahwa seluruh elemen bangsa Indonesia harus bersatu padu menjaga keutuhan negeri ini dari upaya penjajahan bangsa lain.
"Melindungi perairan Natuna, yang berada di garda terdepan, merupakan tanggung jawab bersama semua elemen bangsa, tidak hanya tentara dan masyarakat di Natuna." katanya.
Baca juga: Marwan: Transmigran di Natuna perlu diperhatikan kesejahteraannya
Baca juga: Guskamla Koarmada I imbau nelayan beraktivitas normal
Dan wujud dukungan tersebut, katanya, dapat ditunjukkan dengan berbagai macam cara, salah satunya memberikan dukungan materi berupa logistik pangan bagi para tentara yang saat ini terus menjaga perairan Natuna dan masyarakat di sana.
Masyarakat nelayan di Natuna, katanya, selain terkena dampak cuaca buruk, mereka juga terkena dampak dari upaya pencaplokan di wilayah perairannya yang memaksa mereka untuk tidak melaut.
"Oleh karena itu, bantuan materi dari setiap elemen bangsa ini sangat diperlukan," katanya.
Kemudian, selain memberikan bantuan materi, seluruh masyarakat Indonesia juga dapat menunjukkan dukungan dengan menjadi relawan yang dibutuhkan dalam penyaluran bantuan logistik dan bantuan lainnya.
Baca juga: ACT kirim 1.000 ton logistik pangan untuk masyarakat di Natuna
Baca juga: Indonesia, Jepang perkuat kerja sama perikanan di Natuna
Masyarakat juga diharapkan dapat terus memberikan dukungan semangat bagi mereka yang berada di garda terdepan sehingga terjalin semangat patriotisme membela negeri ini.
Ahyudin mengatakan bahwa klaim China atas perairan Natuna yang menjadi bagian dari Indonesia merupakan gangguan besar.
Oleh karena itu, setiap elemen bangsa harus marah dan serius menangani masalah tersebut.
"Ayo pemuka agama, tokoh masyarakat, politikus, pengusaha, suarakan semangat pembelaan untuk bangsa ini dalam kasus Natuna ini," katanya lebih lanjut.
Baca juga: Pemerintah perlu mainkan langkah cantik dan strategis terkait Natuna
Baca juga: ACT berangkatkan Tim Aksi Bela Indonesia ke Natuna
"Momentum peristiwa perairan Natuna ini menjadi momentum yang baik untuk menyampaikan ini segamblang-gamblangnya kepada masyarakat, termasuk sikap ketegasan pemerintah pun harus sampai ke masyarakat, termasuk generasi milenial. Sehingga ada energi yang muncul di milenial itu. Ada hal yang lebih konkret berkesesuaian dengan spirit bangsa ini," kata Presiden Global Islamic Philanthropy (GIP) Ahyudin dalam Konferensi Pers Aksi Bela Indonesia Bersama Jaga Natuna di Kantor ACT, Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan bahwa seluruh elemen bangsa Indonesia harus bersatu padu menjaga keutuhan negeri ini dari upaya penjajahan bangsa lain.
"Melindungi perairan Natuna, yang berada di garda terdepan, merupakan tanggung jawab bersama semua elemen bangsa, tidak hanya tentara dan masyarakat di Natuna." katanya.
Baca juga: Marwan: Transmigran di Natuna perlu diperhatikan kesejahteraannya
Baca juga: Guskamla Koarmada I imbau nelayan beraktivitas normal
Dan wujud dukungan tersebut, katanya, dapat ditunjukkan dengan berbagai macam cara, salah satunya memberikan dukungan materi berupa logistik pangan bagi para tentara yang saat ini terus menjaga perairan Natuna dan masyarakat di sana.
Masyarakat nelayan di Natuna, katanya, selain terkena dampak cuaca buruk, mereka juga terkena dampak dari upaya pencaplokan di wilayah perairannya yang memaksa mereka untuk tidak melaut.
"Oleh karena itu, bantuan materi dari setiap elemen bangsa ini sangat diperlukan," katanya.
Kemudian, selain memberikan bantuan materi, seluruh masyarakat Indonesia juga dapat menunjukkan dukungan dengan menjadi relawan yang dibutuhkan dalam penyaluran bantuan logistik dan bantuan lainnya.
Baca juga: ACT kirim 1.000 ton logistik pangan untuk masyarakat di Natuna
Baca juga: Indonesia, Jepang perkuat kerja sama perikanan di Natuna
Masyarakat juga diharapkan dapat terus memberikan dukungan semangat bagi mereka yang berada di garda terdepan sehingga terjalin semangat patriotisme membela negeri ini.
Ahyudin mengatakan bahwa klaim China atas perairan Natuna yang menjadi bagian dari Indonesia merupakan gangguan besar.
Oleh karena itu, setiap elemen bangsa harus marah dan serius menangani masalah tersebut.
"Ayo pemuka agama, tokoh masyarakat, politikus, pengusaha, suarakan semangat pembelaan untuk bangsa ini dalam kasus Natuna ini," katanya lebih lanjut.
Baca juga: Pemerintah perlu mainkan langkah cantik dan strategis terkait Natuna
Baca juga: ACT berangkatkan Tim Aksi Bela Indonesia ke Natuna
Pewarta: Katriana
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020
Tags: