Australia desak seperempat juta penduduk selamatkan diri
10 Januari 2020 18:04 WIB
Pemadam kebakaran bersiaga meninjau kebakaran yang mengancam perumahan di sepanjang Princes Highway dekat Milton, Australia, Minggu (5/1/2020). REUTERS/Tracey Nearmy/ama/djo (REUTERS/TRACEY NEARMY)
Sydney (ANTARA) - Australia mendesak hampir seperempat juta orang untuk mengungsi dari rumah mereka dan mempersiapkan militer usai pihak berwenang menyatakan bahwa kebakaran bisa "sangat, sangat menantang" bahkan ketika hujan turun di beberapa bagian negara itu, pada Jumat.
Personnel pertahanan siap untuk diterjunkan ke lokasi kebakaran jika kondisi menjadi semakin ekstrem, Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan kepada wartawan, ketika suhu udara yang meningkat dan angin yang tidak menentu menciptakan kondisi berbahaya.
"Bahkan dengan turunnya hujan di Melbourne, bahkan dengan prakiraan kondisi yang lebih baik minggu depan, ada jalan panjang untuk dalam apa yang telah menjadi peristiwa kebakaran yang belum pernah terjadi sebelumnya ... dan tentu saja kita tahu bahwa kita masih memiliki berminggu-minggu musim kebakaran," Daniel Andrews, perdana menteri Victoria, mengatakan dalam sesi pengarahan di televisi.
"Beberapa jam ke depan akan sangat, sangat menantang," ia melanjutkan.
Sementara angin diperkirakan akan bergerak pada Sabtu pagi, Andrews mendesak warga untuk tetap waspada dan meninggalkan tempat tinggalnya "apabila diminta".
Pihak berwenang mengirim SMS darurat ke 240.000 orang di Victoria guna meminta mereka menyelamatkan diri. Orang-orang di daerah berisiko tinggi di New South Wales dan Australia Selatan juga didesak untuk mempertimbangkan upaya penyelamatan diri.
Sejak Oktober, sebanyak 27 orang tewas dan ribuan orang lainnya menjadi sasaran evakuasi akibat kebakaran tak terduga yang menghanguskan lebih dari 10,3 juta hektare lahan, atau area seluas Korea Selatan.
Pada Jumat, para pegiat melakukan protes di Sydney dan Melbourne sebagai bagian dari gelombang demonstrasi yang direncanakan di kota-kota besar dunia, untuk menyoroti kekhawatiran tentang kebijakan perubahan iklim Australia.
Di kota pantai Eden di New South Wales, di mana status siaga ditingkatkan pada Jumat malam, asap memenuhi cakrawala saat angin meniupkan asap dan abu.
"Kami tinggal untuk bertahan dan kami pikir kami akan baik-baik saja," kata David Richardson, yang duduk di bawah menara pengawas kota sambil mengayunkan anjingnya, dekat dengan rumahnya di belakang hutan pinus kecil.
Duduk di sampingnya, Robyn Malcolm menambahkan, "Jika situasi memburuk kami akan lari ke dermaga dan naik kapal tunda," katanya mengacu pada kapal angkatan laut yang telah bertahan lebih dari seminggu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Australia kembali serukan evakuasi massal akibat kebakaran besar
Baca juga: Kylie Jenner juga sumbangkan uang untuk Australia
Baca juga: Hujan sedikit meredakan krisis kebakaran hutan di Australia
Personnel pertahanan siap untuk diterjunkan ke lokasi kebakaran jika kondisi menjadi semakin ekstrem, Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan kepada wartawan, ketika suhu udara yang meningkat dan angin yang tidak menentu menciptakan kondisi berbahaya.
"Bahkan dengan turunnya hujan di Melbourne, bahkan dengan prakiraan kondisi yang lebih baik minggu depan, ada jalan panjang untuk dalam apa yang telah menjadi peristiwa kebakaran yang belum pernah terjadi sebelumnya ... dan tentu saja kita tahu bahwa kita masih memiliki berminggu-minggu musim kebakaran," Daniel Andrews, perdana menteri Victoria, mengatakan dalam sesi pengarahan di televisi.
"Beberapa jam ke depan akan sangat, sangat menantang," ia melanjutkan.
Sementara angin diperkirakan akan bergerak pada Sabtu pagi, Andrews mendesak warga untuk tetap waspada dan meninggalkan tempat tinggalnya "apabila diminta".
Pihak berwenang mengirim SMS darurat ke 240.000 orang di Victoria guna meminta mereka menyelamatkan diri. Orang-orang di daerah berisiko tinggi di New South Wales dan Australia Selatan juga didesak untuk mempertimbangkan upaya penyelamatan diri.
Sejak Oktober, sebanyak 27 orang tewas dan ribuan orang lainnya menjadi sasaran evakuasi akibat kebakaran tak terduga yang menghanguskan lebih dari 10,3 juta hektare lahan, atau area seluas Korea Selatan.
Pada Jumat, para pegiat melakukan protes di Sydney dan Melbourne sebagai bagian dari gelombang demonstrasi yang direncanakan di kota-kota besar dunia, untuk menyoroti kekhawatiran tentang kebijakan perubahan iklim Australia.
Di kota pantai Eden di New South Wales, di mana status siaga ditingkatkan pada Jumat malam, asap memenuhi cakrawala saat angin meniupkan asap dan abu.
"Kami tinggal untuk bertahan dan kami pikir kami akan baik-baik saja," kata David Richardson, yang duduk di bawah menara pengawas kota sambil mengayunkan anjingnya, dekat dengan rumahnya di belakang hutan pinus kecil.
Duduk di sampingnya, Robyn Malcolm menambahkan, "Jika situasi memburuk kami akan lari ke dermaga dan naik kapal tunda," katanya mengacu pada kapal angkatan laut yang telah bertahan lebih dari seminggu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Australia kembali serukan evakuasi massal akibat kebakaran besar
Baca juga: Kylie Jenner juga sumbangkan uang untuk Australia
Baca juga: Hujan sedikit meredakan krisis kebakaran hutan di Australia
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020
Tags: