Cagar Alam Tanjung Panjang ditanami mangrove BKSDA Sulut-Gorontalo
10 Januari 2020 15:14 WIB
Penanaman mangrove di kawasan Cagar Alam Tanjung Panjang Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, Jumat. (FOTO ANTARA/HO-BKSDA Sulut Gorontalo)
Gorontalo (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara dan Gorontalo (Sulutgo), menanam ratusan bibit mangrove di kawasan Cagar Alam Tanjung Panjang (CATP) Desa Siduwonge, Kecamatan Randangan, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, Jumat.
Penanaman dilakukan bersama Bupati Pohuwato Syarif Mbuinga, Polres Pohuwato, masyarakat setempat, JAPESDA, DPRD, kejaksaan, pengadilan negeri hingga para siswa SMAN 1 Randangan.
Kepala BKSDA Sulutgo Noel Layuk Allo mengatakan ada 100 bibit mangrove jenis Rhizopora, yang berhasil ditanam di kawasan tersebut.
"Ini merupakan salah satu program kami untuk memulihkan ekosistem di Tanjung Panjang. Kami bekerja sama dengan berbagai pihak, karena kawasan ini perlu mendapat perhatian kita semua," katanya.
Menurutnya di kawasan CATP banyak berubah menjadi area tambak sehingga fungsinya harus dikembalikan lagi sebagai kawasan konservasi untuk mempertahankan keseimbangan ekosistem tersebut.
"Kami juga melakukan sosialisasi mengenai fungsi cagar alam, pembinaan habitat serta pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KMMD) Provinsi Gorontalo Rahman Dako menyebut sekitar 80 persen dari luas CATP sebesar 3.400 hektare kini berubah menjadi lahan bisnis tambak.
"Sejarah degradasi CATP sudah lama yang puncaknya pada tahun 2000an, sehingga butuh waktu lama untuk memulihkan kondisinya," katanya.
Selama 30 tahun terakhir, Kabupaten Pohuwato telah kehilangan 7.546 hektare mangrove atau setengah dari luasan yang ada, demikian Noel Layuk Allo.
Baca juga: Kepiting mangrove di cagar alam Tanjung Panjang mulai berkurang
Baca juga: 80 persen Cagar Alam Tanjung Panjang di Pohuwato berubah jadi tambak
Baca juga: Tambak Hancurkan Cagar Alam Tanjung Panjang Pohuwato
Penanaman dilakukan bersama Bupati Pohuwato Syarif Mbuinga, Polres Pohuwato, masyarakat setempat, JAPESDA, DPRD, kejaksaan, pengadilan negeri hingga para siswa SMAN 1 Randangan.
Kepala BKSDA Sulutgo Noel Layuk Allo mengatakan ada 100 bibit mangrove jenis Rhizopora, yang berhasil ditanam di kawasan tersebut.
"Ini merupakan salah satu program kami untuk memulihkan ekosistem di Tanjung Panjang. Kami bekerja sama dengan berbagai pihak, karena kawasan ini perlu mendapat perhatian kita semua," katanya.
Menurutnya di kawasan CATP banyak berubah menjadi area tambak sehingga fungsinya harus dikembalikan lagi sebagai kawasan konservasi untuk mempertahankan keseimbangan ekosistem tersebut.
"Kami juga melakukan sosialisasi mengenai fungsi cagar alam, pembinaan habitat serta pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KMMD) Provinsi Gorontalo Rahman Dako menyebut sekitar 80 persen dari luas CATP sebesar 3.400 hektare kini berubah menjadi lahan bisnis tambak.
"Sejarah degradasi CATP sudah lama yang puncaknya pada tahun 2000an, sehingga butuh waktu lama untuk memulihkan kondisinya," katanya.
Selama 30 tahun terakhir, Kabupaten Pohuwato telah kehilangan 7.546 hektare mangrove atau setengah dari luasan yang ada, demikian Noel Layuk Allo.
Baca juga: Kepiting mangrove di cagar alam Tanjung Panjang mulai berkurang
Baca juga: 80 persen Cagar Alam Tanjung Panjang di Pohuwato berubah jadi tambak
Baca juga: Tambak Hancurkan Cagar Alam Tanjung Panjang Pohuwato
Pewarta: Debby H. Mano
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020
Tags: