Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil menyerahkan hibah 24 motor baca untuk 24 kabupaten dan kota sebagai upaya Pemprov Jabar untuk lebih mendekatkan buku dengan masyarakat atau meningkatkan literasi masyarakat.

Penyerahan kendaraan roda tiga ini dilakukan simbolis oleh gubernur kepada para penerima usai acara temu pimpinan untuk aspirasi masyarakat (Tepas) di halaman Gedung Pakuan Kota Bandung, Jumat.

Gubernur Emil mengatakan literasi menjadi salah satu fokus Pemerintah Provinsi Jabar dalam mendorong pembangunan provinsi dengan jumlah penduduk hampir 50 juta jiwa ini.

Dia mengatakan, literasi bukan hanya sekedar suka baca tapi juga benteng pertahanan terhadap perang di masa depan melalui perang informasi.
Baca juga: Jabar Percepat Cetak Buku Gratis
Baca juga: Setiap desa di Jawa Barat akan miliki akun media sosial

"Mari kita bangkitkan literasi di semua lini, dan jangan lupa dunia kini berubah sudah terevolusi oleh digital dan kita harus menyesuaikan," kata Emil.

Supaya minat membaca di Jabar semakin meningkat, Gubernur Emil berharap segala sesuatu berkaitan dengan literasi disebut dengan gerakan.

Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada pegiat, duta, maupun pemerhati literasi untuk merubah kata proyek atau program literasi dengan dengan kata gerakan agar masyaraka yang mendengar dan tergerak hatinya pun bisa ikut terlibat.

"Urusan literasi harus kita sebut dengan gerakan bukan proyek atau program. Contohnya ibu-ibu penjual gorengan di Kuningan, dia bukan pemerintah tapi tahu manfaat membaca ini, maka akhirnya menyisikan untuk menyumbang buku disitulah yang disebut gerakan," tuturnya.
Baca juga: Jabar Cetak Lagi Buku Pelajaran Gratis 2010 Senilai Rp102,2 M

Sementara itu seorang pegiat literasi asal Kuningan, Zaenal Mutaqin, menilai bahwa berbagai upaya meningkatkan literasi atau minat baca masyarakat dari Pemda Provinsi Jabar membuahkan hasil.

Menurutnya, program inisiasi dari Ridwan Kamil seperti Kolecer (Kotak Literasi Cerdas), Candil (Maca Dina Digital Library), dan Makan Jengkol (Mari Kita Antar Jemput Buku dengan Kolaborasi) banyak diminati masyarakat.

"Khususnya Kolecer, sangat terasa manfaatnya contohnya ada Ibu Iin pedagang asongan di depan Kolecer, setiap jualan kalau tidak ada yang beli dia baca buku agama bahkan sampai hafal cerita mahabaratta dan dia meminta Kolecer ini diperbanyak," kata Zaenal saat menyampaikan aspirasinya di Tepas.

Dalam kesempatan tersebut, Zaenal juga mengusulkan agar Kolecer juga hadir di desa-desa.

Kemudian, dirinya juga meminta Gubernur Jabar untuk menerbitkan surat edaran kepada Bupati dan Walikota se-Jabar agar mengalokasikan dana untuk pengembangan literasi di desa.
Baca juga: Buku 26 Wanita Inspiratif Jabar Diluncurkan

"Seperti membuat taman bacaan masyarakat desa, komunitas literasi maupun kolecer dan lainnya, dananya mungkin bisa menggunakan dana desa," ucap Zaenal.

Kesempatan menyampaikan aspirasi kepada Gubernur Jabar pun dimanfaatkan oleh pemerhati literasi, Inggrid, yang juga seorang duta perpustakaan.

Dia menyampaikan gagasan kepada Pemerintah Provinsi Jabar untuk membuat gerakan membacakan buku oleh orang tua kepada anak dengan metode read load berbasis pembelajaran di lingkungan keluarga.

"Mewakili teman-teman kami ingin menyumbangkan gagasan itu, awalnya di lingkungan terkecil dulu keluarga," ujar Inggrid.
Baca juga: Buku 26 Wanita Inspiratif Jabar Diluncurkan

Menurutnya, metode tersebut bisa meningkatkan kebiasaan dan kecintaan membaca masyarakat. Pihaknya pun siap dilibatkan dan terjun langsung dalam gerakan tersebut.

"Diharapkan melalui metode ini bisa menumbuhkan kebiasaan membaca di lingkungan yang lebih besar yaitu masyarakat. Jika gagasan kami dipertimbangkan, untuk SDM dan memberikan pelatihan kami siap berkontribusi demi mewujudkan Jabar juara di bidang literasi," katanya.

Gubernur Emil menyambut positif berbagai aspirasi yang disampaikan masyarakat termasuk para pegiat literasi itu.

Sosok yang dinobatkan sebagai Gubernur Desa pada 2019 ini berujar, ide, aspirasi atau usulan program dalam rangka peningkatan literasi tidak harus datang dari pemerintah, tetapi masyarakat juga dipersilakan menyampaikannya.

"Yang punya ide itu bukan hanya dari pemerintah seperti tadi dari Bu Inggrid ide-idenya sangat saya apresiasi. Nah melalui Tepas ini jadi ide nya datang dari masyarakat, saya setujui, saya arahkan ke unit terkait untuk diterjemahkan," kata Emil.
Baca juga: Atalia Kamil ajak korban "bullying" tidak takut melapor