Gubernur Jatim minta penguatan misi dagang ke luar provinsi
10 Januari 2020 10:45 WIB
Dokumentasi - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (dua kanan) saat meninjau stan di sela pameran penguatan misi dagang ke Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada Oktober 2019. (ANTARA/HO-Humas Pemprov Jatim)
Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa meminta penguatan misi dagang ke luar provinsi, bahkan ke luar pulau di Tanah Air untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi.
Khofifah mengatakan kepada wartawan di Surabaya, Jumat, pemerintah provinsi membutuhkan banyak mitra, baik dalam maupun luar negeri, termasuk di tingkat lokal, regional hingga nasional sehingga harus dimaksimalkan.
Gubernur perempuan pertama di Jatim itu juga menyampaikan bahwa ekpsor tak semata-mata harus ke luar negeri, tapi juga sangat diperlukan ke luar provinsi di Indonesia.
Ia menjelaskan, selama ada 16 provinsi yang logistiknya disuplai dari Jatim dan jumlah penduduk di dalam negeri merupakan pasar sangat luar biasa.
"268 juta penduduk Indonesia adalah market luar biasa. Sedangkan, di Jatim terdapat 40 juta penduduk yang kalau ditambah penduduk di 16 provinsi lain maka pasar potensial totalnya mencapai 38 persen penduduk di Indonesia," ucapnya.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut juga memastikan telah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan beberapa gubernur untuk memperkuat misi dagang.
Jika tak ada halangan, kata dia, misi dagang ke luar provinsi yang belum tersentuh perdagangan Jatim pada tahun ini dimulai pada pekan terakhir Januari.
"Tahun lalu baru lima provinsi, lalu tahun ini harapannya bisa mencapai 13 provinsi tambahan," kata gubernur yang juga ketua umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama tersebut.
Gubernur Khofifah juga menyampaikan bahwa kalau pertumbuhan ekonomi di Jatim ingin selalu di atas rata-rata nasional maka harus dibangun penguatan pertumbuhan ekonomi di provinsi-provinsi lain.
"Daya beli masyarakat juga harus kuat di semua provinsi dan itu tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri," kata mantan menteri sosial tersebut.
Sementara itu, ia menjelaskan bahwa di dalam pertumbuhan nasional kira-kira sebanyak 4,5 persen didukung oleh konsumsi rumah tangga, sedangkan khusus di Jatim mencapai 4,88 persen.
"Jatim tumbuh bagus, begitu juga provinsi lainnya sehingga daya beli dapat maksimal, dan bagi pertumbuhan ekonomi nasional," katanya.
Baca juga: Pemprov Jatim optimistis berbagai sektor semakin berkembang pada 2020
Baca juga: Wakil rakyat dan Gubernur Jatim makan telur ayam saat sidang paripurna
Khofifah mengatakan kepada wartawan di Surabaya, Jumat, pemerintah provinsi membutuhkan banyak mitra, baik dalam maupun luar negeri, termasuk di tingkat lokal, regional hingga nasional sehingga harus dimaksimalkan.
Gubernur perempuan pertama di Jatim itu juga menyampaikan bahwa ekpsor tak semata-mata harus ke luar negeri, tapi juga sangat diperlukan ke luar provinsi di Indonesia.
Ia menjelaskan, selama ada 16 provinsi yang logistiknya disuplai dari Jatim dan jumlah penduduk di dalam negeri merupakan pasar sangat luar biasa.
"268 juta penduduk Indonesia adalah market luar biasa. Sedangkan, di Jatim terdapat 40 juta penduduk yang kalau ditambah penduduk di 16 provinsi lain maka pasar potensial totalnya mencapai 38 persen penduduk di Indonesia," ucapnya.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut juga memastikan telah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan beberapa gubernur untuk memperkuat misi dagang.
Jika tak ada halangan, kata dia, misi dagang ke luar provinsi yang belum tersentuh perdagangan Jatim pada tahun ini dimulai pada pekan terakhir Januari.
"Tahun lalu baru lima provinsi, lalu tahun ini harapannya bisa mencapai 13 provinsi tambahan," kata gubernur yang juga ketua umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama tersebut.
Gubernur Khofifah juga menyampaikan bahwa kalau pertumbuhan ekonomi di Jatim ingin selalu di atas rata-rata nasional maka harus dibangun penguatan pertumbuhan ekonomi di provinsi-provinsi lain.
"Daya beli masyarakat juga harus kuat di semua provinsi dan itu tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri," kata mantan menteri sosial tersebut.
Sementara itu, ia menjelaskan bahwa di dalam pertumbuhan nasional kira-kira sebanyak 4,5 persen didukung oleh konsumsi rumah tangga, sedangkan khusus di Jatim mencapai 4,88 persen.
"Jatim tumbuh bagus, begitu juga provinsi lainnya sehingga daya beli dapat maksimal, dan bagi pertumbuhan ekonomi nasional," katanya.
Baca juga: Pemprov Jatim optimistis berbagai sektor semakin berkembang pada 2020
Baca juga: Wakil rakyat dan Gubernur Jatim makan telur ayam saat sidang paripurna
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020
Tags: