Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, Pemprov DKI Jakarta berada dalam posisi mendukung program yang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) soal sungai di Jakarta.

Anies, pada Kamis, menyebut pihaknya mendukung program pemerintah pusat tersebut apapun konsep yang diajukan, baik normalisasi maupun naturalisasi sungai.

Bahkan dirinya sudah berkomunikasi dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono terkait itu.

"Beliau (Basuki) menyampaikan mana-mana yang mau naturalisasi, kami (Pemprov DKI) bantu, mana-mana yang normalisasi, kami bantu. Jadi enggak ada itu yang namanya dikonflikkan di kami," ujar Anies di Balai Kota Jakarta.

Anies menyebut normalisasi dan naturalisasi sama saja, yakni bertujuan untuk melebarkan sungai.

Lebih lanjut Anies menyebut dirinya lebih memilih kata "pelebaran" untuk penataan sungai, saat ditanya soal pembebasan lahan yang menjadi tugas Pemprov DKI Jakarta, untuk keperluan penataan sungai.

"Yang pelebaran sungai, pelebaran, netral tuh. Pelebaran sungai itu jadi kami yang nanti akan melakukan pembayaran (pembebasan lahan)," kata dia.

Pada tahun 2020 ini, Anies mengatakan Pemprov DKI akan berupaya membebaskan lebih banyak lahan untuk pelebaran sungai dan akan menyiapkan dasar hukum pembebasan lahan itu, walau Anies tidak mau membocorkan dasar hukum yang disiapkan itu.

"Kalau namanya orang mengeluarkan anggaran itu harus ada dasarnya dan itu disiapkan aturan-aturannya," ucap Anies.

Baca juga: Banjir Jakarta ramai di medsos, Anies: Daerah lain tak dapat perhatian

Baca juga: PUPR sebut 44 tanggul Jabodetabek jebol, Anies: Jakarta hanya retak

Baca juga: Anies diminta tidak politisasi banjir dan fokus kerja


Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sebelumnya mengaku sudah tak ada perbedaan pandangan tentang normalisasi dan naturalisasi sungai antara dirinya dan Anies.

Basuki mengaku sudah duduk bersama Anies untuk membahas program tersebut.

Menurut dia, dalam diskusi dengan Anies, program normalisasi atau naturalisasi pada intinya adalah pelebaran bantaran sungai.

"Tidak ada bedanya antara naturalisasi dan normalisasi. Kenapa? Karena semuanya butuh pelebaran sungai, itu intinya. Ini yang disampaikan dalam rapat," kata Basuki seusai rapat dengan Presiden Jokowi, yang juga dihadiri Anies, di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (8/1).

Menurut Basuki, sejak awal tak ada masalah dengan program normalisasi atau naturalisasi, selain sebatas perbedaan terminologi.