Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Pemerintah Indonesia akan tetap mewaspadai situasi meskipun Bank Dunia telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2020 sebesar 2,5 persen.

Sri Mulyani menuturkan sikap tersebut perlu dilakukan karena masih adanya beberapa konflik global seperti yang terbaru antara Amerika Serikat dan Iran termasuk AS yang akan masuk masa pemilu beberapa waktu ke depan.

“Seperti pattern yang kita lihat selama ini, ketidakpastian itu terus terjadi. Jadi, tetap waspada saja,” katanya di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis.

Baca juga: Sri Mulyani sebut pola ketidakpastian global sekarang berbeda

Ia menjelaskan ketidakpastian global telah tersistem seperti kondisi pada 2020 yang diharapkan membaik, ternyata dibuka dengan konflik antara AS dan Iran.

Global environment yang tadi diharapkan lebih positif, namun dibuka dengan terjadinya perang yang memang tadi malam, Presiden Trump tidak akan mengeskalasinya,” ujarnya.

Ia pun menyebutkan langkah pemerintah untuk tetap hati-hati juga merupakan bentuk pembelajaran dari tahun-tahun sebelumnya yang menunjukkan ketidakpastian global dapat terjadi sewaktu-waktu.

“Kita harus belajar dari 2018 dan 2019 bahwa ketidakpastian global itu masih tersistem, jadi kita akan terus seimbang saja,” ujarnya.

Di sisi lain, Sri Mulyani optimistis bahwa perekonomian Indonesia akan tetap terjaga seperti pada 2018 dan 2019 dengan menggunakan semua instrumen kebijakan yang dimiliki.

Tak hanya itu, ia memastikan pemerintah akan terus memperbaiki perekonomian nasional meski risiko yang muncul pada 2020 akan tetap dinamis seperti saat 2019 seiring dengan terjadinya berbagai konflik global.

“Kita masih mampu menjaga stabilitas kondisi dalam negeri, tapi kan Indonesia sebagai satu negara juga ingin tetap memperbaiki perekonomian nasional,” katanya.

Baca juga: BI: pemulihan global dorong pertumbuhan 5,1-5,5 persen pada 2020
Baca juga: Sri Mulyani dorong kebijakan fiskal untuk hadapi gejolak global