Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia optimistis investasi China di Indonesia akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi Tanah Air.

Menurut Bahlil Lahadalia, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, salah satu fokus Presiden Joko Widodo adalah pada transformasi ekonomi, di mana pintu masuknya adalah datangnya investasi ke Indonesia.

"Saya yakin ke depan pertumbuhan investasi di Indonesia akan terus meningkat, termasuk investasi China ke Indonesia," kata Bahlil Lahadalia.

Selama lima tahun terakhir yakni sepanjang 2014 hingga triwulan ketiga 2019, investasi China merupakan sumber investasi terbesar ke-3 di Indonesia, setelah Singapura dan Jepang, dengan total realisasi investasi sebesar 13,1 miliar dolar AS.

Baca juga: Menteri Luhut sebut investasi bukan urusan kedaulatan

"Tapi yang penting, yang kita butuhkan investasi dapat berkolaborasi dengan pengusaha nasional. Jadi setiap investasi sekarang diarahkan pada penciptaan lapangan kerja. Boleh berinvestasi tapi harus memaksimalkan penggunaan tenaga kerja lokal. Harus ada azas kebersamaan dan saling menguntungkan kedua belah pihak," ujarnya.

Bahlil menambahkan karena proses perizinan masih menjadi hambatan investasi di Indonesia, maka pihaknya akan berupaya mengkoordinasikan percepatan perizinan sehingga dapat memberikan iklim investasi yang positif.

"BKPM selalu meyakinkan bahwa di bawah pemerintahan saat ini, kita akan mempermudah perizinan dan memberikan kepastian dan insentif bagi investor," ucapnya.

Ada pun terkait pengaruh permasalahan di Natuna terhadap investasi China di Indonesia, ia menegaskan kedua masalah itu merupakan hal yang berbeda.

"Natuna itu kalau ada pelanggaran, biarlah aparat penegak hukum yang menyelesaikan. Sedangkan investasi adalah kewajiban BKPM untuk meyakinkan investor China di mana pun bahwa iklim kondisi investasi sudah ada perubahan dan akan jauh lebih baik ke depan," pungkas Bahlil Lahadalia.

Baca juga: Menhub: Polemik Natuna tak pengaruhi proyek investasi China

Baca juga: Kemarin, China langgar ZEE Natuna hingga investasi bodong Rp750 miliar