Jakarta (ANTARA) - Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman menyampaikan pelaku industri membidik pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) dalam negeri mencapai dua angka hingga akhir 2020 dengan menyelesaikan berbagai hambatan yang saat ini masih terjadi.

“Jika hambatan-hambatan yang dihadapi industri mamin bisa diselesaikan, kami sampaikan ke Pak Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita bahwa pertumbuhan tahun ini bisa double digit,” kata Adhi usai bertemu dengan Menperin di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Industri makanan dan minuman Indonesia tampil di Tiongkok

Adhi menyampaikan, beberapa hambatan yang disampaikannya kepada Menperin antara lain persoalan ketersediaan bahan baku, di mana pelaku usaha meminta jaminan akan ketersediaan bahan baku, termasuk jika bahan baku tersebut belum tersedia di Indonesia dan harus diimpor dari negara lain.

“Yang ada adalah bahan baku. Ketersediaan bahan baku mamin ini tadi Pak Menteri sepakat tidak boleh dihambat. Pak menteri sudah menyampaikan ke Kementerian/Lembaga (K/L) terkait supaya ini dilancarkan dan diberikan prioritas,” ungkap Adhi.

Dalam hal ini, Adhi menyampaikan bahwa Kemenperin akan memberikan izin prinsip impor bahan baku secara tahunan, sehingga industri dapat merencanakan usahanya dengan leluasa.

“Pak Menteri sepakat bahwa salah satu misalnya terkait bahan baku, ya gula, garam, daging, susu, ini sepakat untuk dilancarkan dan tidak ada hambatan. Bahkan izin prinsipnya diberikan tahunan supaya industri leluasa untuk melakukan perencanaan industrinya,” kata Adhi.

Selanjutnya, Gapmmi menyampaikan pentingnya koordinasi antar K/L, agar kebijakan yang dibuat menjadi sinkron antara lembaga yang satu dan lainnya, terlebih dalam mengimplementasikan Making Indonesia 4.0.

Terkait hal tersebut, pemerintah tengah membentuk Komite Industri Nasional (Kinas) untuk mendukung peta jalan revolusi industri 4.0. Kinas nantinya juga membantu pelaksanaan strategi dan program pembangunan industri nasional.

Selain itu, Gapmmi juga menyoroti beberapa kebijakan fiskal seperti super deduction tax yang masih menunggu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nya keluar.

Apabila berbagai hambatan tersebut dapat terselesaikan, lanjut Adhi, Gapmmi optimistis bahwa salah satu industri andalan nasional ini dapat tumbuh melesat melebihi 9 persen.

“Saya bilang sama Pak Menteri kalau kita bisa tumbuh lebih tinggi dan mampu mengejar ketertinggalan dengan negara lain seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand,” kata Adhi.

Baca juga: Kemenperin: Industri makanan dan minuman andalan tekan defisit dagang
Baca juga: Kemenperin gelar pameran industri makanan dan minuman