Teheran (ANTARA News) - Ulama tinggi Iran mengingatkan bahwa teriakan "Matilah Amerika Serikat" akan tetap ramai di Iran selama AS sombong kepada Iran. "Para negarawan di AS seharusnya tahu bahwa sepanjang mereka bersikap arogan terhadap Iran, maka rakyat kami masih meneriakkan slogan yang sama," kata ulama garis keras, Ahmad Khatami, dalam khotbah salat Jumat yang disiarkan langsung lewat siaran radio pemerintah sebagaimana dilaporkan AFP. "Slogan kebencian rakyat kami yaitu matilah Amerika, akan tetap tetap terdengar," kata Khatami yang anggota Majelis Ahli Iran. Tugas majelis itu adalah menyeleksi dan mengawasi kegiatan pemimpin tertinggi Iran. Khatami ditunjuk oleh pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei, sebagai salah satu imam salat Jumat Teheran. Ulama tersebut juga mengimbau presiden-terpilih AS Barack Obama agar tidak mengikuti jejak George W Bush. "Penerus Bush, seorang yang berusia 47 tahun, harus paham bahwa jika dia mengikuti langkah yang sama dengan Bush maka dia pun akan sampai kepada takdir yang sama," kata Khatami. Empat hari sebelumnya, menteri luar negeri Iran Hassan Ghashghavi mengatakan pihaknya memperkirakan kebijakan Washington terhadap Teheran tidak akan banyak berubah setelah Obama masuk Gedung Putih. Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad segera memberi ucapan selamat kepada Obama setelah menang pada Pilpres 4 November. Langkah yang sebelumnya tidak pernah terjadi itu dilakukan setelah lebih dari tiga dasawarsa kedua negara tidak punya hubungan diplomatik. Saat kampanye, Obama mengatakan akan mendukung pembicaraan langsung dan tanpa syarat dengan dengan Iran, tapi selanjutnya sikap Obama menjadi lebih keras. Khamenei adalah pemegang keputusan tertinggi mengenai kebijakan-kebijakan besar Iran dan dia belum berkomentar tentang kemenangan Obama dalam Pilpres AS. Namun, menjelang pemilihan di AS, dia mengatakan kebencian negaranya terhadap Washington masih berakar kuat. (*)