New York (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) dolar AS menguat pada akhir perdagangan hari Selasa karena kekhawatiran investor terhadap ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran mereda.

Pembunuhan Mayor Jenderal Qassem Soleimani, Komandan Pasukan Pengawal Revolusi Islam Iran Quds, dalam serangan udara AS di Baghdad pada hari Jumat (3/1) telah meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.

Kurs dolar melemah segera setelah serangan itu karena investor berbondong-bondong ke mata uang tradisional safe-haven seperti yen Jepang dan franc Swiss.

Data sektor non-manufaktur AS yang lebih baik dari perkiraan juga mendongkrak dolar.

Baca juga: Dolar diperdagangkan di zona bawah 108 yen di Tokyo

Indeks non-manufaktur AS meningkat menjadi 55 persen pada Desember dari data November 53,9 persen, menurut Institute for Supply Management pada Selasa. Angka di atas 50 persen dipandang positif bagi perekonomian negara itu.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,35 persen pada 97,0047 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan di New York, euro turun menjadi 1,1145 dolar AS dari 1,1190 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3120 dolar AS dari 1,3163 dolar pada sesi sebelumnya. Dolar Australia jatuh ke 0,6869 dolar AS dari 0,6933 dolar.

Dolar AS dibeli pada 108,52 yen Jepang, lebih tinggi dari 108,44 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9708 franc Swiss dari 0,9687 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3003 dolar Kanada dari 1,2965 dolar Kanada.
Baca juga: Rupiah kian perkasa di tengah ketegangan di Timur Tengah