Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore menguat di tengah gejolak di Timur Tengah yang dipicu konflik antara Amerika Serikat (AS) dan Iran.

Rupiah ditutup menguat 66 poin atau 0,47 persen di level Rp13.878 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp13.944 per dolar AS.

"Di awal tahun 2020, pemerintah terus melakukan konsolidasi guna mengantisipasi gejolak politik akibat ketegangan di Timur Tengah antara AS dan Iran," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Rupiah kemungkinan terus menguat, ini penyebabnya

Dengan strategi bauran yang sudah dijalankan dan ditambah lagi reformasi secara menyeluruh baik di birokrasi, keuangan, maupun yang lainnya, lanjut Ibrahim, menjadikan kekuatan tersendiri bagi pertumbuhan ekonomi yang stabil sehingga akan memantik arus modal asing kembali masuk pasar dalam negeri.

Disamping itu, Bank Indonesia (BI) hari ini kembali melakukan intervensi di pasar valuta asing (valas) dan obligasi di perdagangan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF). Dinamika kondisi global sudah antisipasi sebelumnya oleh Bank Indonesia, sehingga bank sentral dengan sigap dan melakukan penjagaan ketat dan ekstra waspada terhadap mata uang Garuda itu.

Baca juga: Survei BI: Optimisme konsumen akhir 2019 naik dipicu lowongan CPNS

"Intervensi bersama yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan pemerintah membawa keberkahan tersendiri di tengah mata uang lainnya melemah, sehingga mata uang Garuda kembali perkasa di penutupan pasar sore ini," ujar Ibrahim.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp13.934 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak pada kisaran Rp13.878 per dolar AS hingga Rp13.935 per dolar AS.

Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa menunjukkan rupiah menguat menjadi Rp13.919 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.961 per dolar AS.

Baca juga: IHSG ditutup melambung, terkerek kenaikan bursa saham Asia

Baca juga: Sri Mulyani: Pelaksanaan APBN 2019 mampu jaga momentum pertumbuhan