Magelang (ANTARA) - Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito menginstruksikan seluruh pimpinan organisasi perangkat daerah turun ke lapangan untuk mengatasi dampak hujan ekstrem agar tidak menimbulkan keresahan dikalangan warga.

"Pimpinan OPD yang membidangi harus keluar dan kalau hujan jangan tidur. Analisa dicicil mana yang parah, dan ini diurai. Sekarang anggaran sudah jalan, nanti di perubahan (APBD Perubahan, red.) atau di penetapan (APBD murni, red.)," katanya di Magelang, Selasa.

Wali kota Sigit Widyonindito mengatakan hal itu usai memimpin pelantikan dan pengambilan sumpah/janji pejabat pimpinan tinggi pratama, pejabat administrasi, dan pejabat fungsional di lingkungan Pemkot Magelang di Pendopo Pengabdian, Kompleks Rumah Dinas Wali Kota Magelang.

Ia mengemukakan pentingnya pengelolaan kota dengan tiga kecamatan dan 17 kelurahan itu, secara profesional, termasuk terkait dengan antisipasi dan penanganan dampak hujan ekstrem di daerah setempat.
Baca juga: Angin kencang dominasi kejadian bencana di Magelang 2019
Baca juga: Magelang diterjang angin kencang, puluhan rumah rusak

"Kita sudah harus tanggap, ini musimnya apa. Kejadian di luar kota itu juga pembelajaran bagi kita untuk waspada sesuai bidang masing-masing," ujarnya.

Ia mengingatkan pentingnya infrastruktur dan fasilitas publik lainnya tetap berfungsi secara optimal saat terjadi hujan ekstrem di daerah setempat karena saat ini puncak musim hujan.

"Kalau kita selalu 'ngecek' (mengecek), insyaallah selalu aman dan aman gitu. Tidak boleh membiarkan begitu saja, ini kan (hujan, red.) ekstrem," ujarnya.

Ia mencontohkan saat hujan deras maka kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sudah melakukan penanganan drainase dan sungai agar aliran air tetap lancar.

Selain itu, ujar dia, semua sekolah juga mengantisipasi dengan baik segala sarana dan prasarana pendidikan agar kegiatan belajar mengajar tetap aman dan lancar.
Baca juga: Pemkab Magelang tetapkan status darurat bencana angin kencang
Baca juga: Hujan abu tipis Gunung Merapi terjadi di Sawangan dan Dukun Magelang

Ia juga mengatakan tentang pentingnya partisipasi masyarakat sebagai sumber daya kota dalam antisipasi dan penanganan dampak hujan ekstrem.

"Partisipasi masyarakat penting, 'empowerment' (pemberdayaan) masyarakat penting, harus merasa memiliki kota, sinergi dengan rakyat jadinya bagus," kata dia.

Pelantikan pejabat
Sebanyak 32 orang menjalani pelantikan dan pengambilan sumpah/janji pejabat di lingkungan Pemkot Magelang. Mereka terdiri atas lima pimpinan tinggi pratama, 13 pengawas, 12 kepala sekolah, dan dua pengawas sekolah.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito (kanan) melantik dan mengambil sumpah/janji para pejabat di lingkungan Pemkot Magelang, Selasa (7/1/2020). (ANTARA/HO/Bagian Prokompim Pemkot Magelang)


Sebanyak lima pimpinan tinggi pratama yang diambil sumpahnya, antara lain dr Sri Harso selaku Kepala Dinas Kesehatan, sedangkan sebelumnya Direktur RSUD Tidar, Sri Retno Murtiningsih sebagai Staf Ahli Bidang Pembangunan, Ekonomi, dan Keuangan Wali Kota Magelang, sedangkan sebelumnya kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

Selain itu, Suryantoro yang sebelumnya kepala Dinas Perhubungan menjabat sebagai kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistika menggantikan Catut Budi Fajar Soemarmo yang menjabat kepala Disperindag, sedangkan Aris Nugroho sebagai Staf Ahli Bidang Hukum, Politik, dan Pemerintahan Wali Kota Magelang, sebelumnya Staf Ahli Bidang Pembangunan, Ekonomi, dan Keuangan Wali Kota Magelang.

Hadir pada acara tersebut, antara lain Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina, Sekretaris Daerah Joko Budiyono, sejumlah kepala OPD, pimpinan BUMD, dan pegawai di lingkup Pemkot Magelang.
Baca juga: Sebagian jalur Borobudur-Kalibawang tertutup longsor
Baca juga: Sejumlah desa di Magelang mengalami hujan abu