Solo (ANTARA) - Bakal calon wali kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, mengapresiasi warga yang aktif memberikan masukan soal penghijauan di Solo, untuk pekerjaan rumah menjelang Pilkada 2020.

"Soal penghijauan di Kota Solo memang ruang terbuka hijau masih dinilai kurang. Jika dilihat idealnya minimal 20 persen dari luas wilayah Solo," kata Gibran disela menjawab pertanyaaan seorang warga di Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, Minggu.

Menurut Gibran yang mencalonkan diri sebagai wali kota dari PDI Perjuangan itu, dari data terakhir yang diterima ruang terbuka hijau di Solo, sekitar 9 persen, sehingga masih kurang dari ideal.

Baca juga: Kemarin, Jokowi rayakan tahun baru di Yogya hingga soal Gibran-Purnomo

Gibran mengatakan kondisi sekarang masih banyak tanaman-tanaman yang dikepras, dan diganti paving. Banyak taman yang duhulunya hidup, dan sekarang tidak hidup.

"Hal ini, saya ingin belajar dengan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, salah satu wali kota yang menggalakan penghijauan di Surabaya. Kalau tidak salah sekarang suhu di Surabaya menurun hingga sekitar dua derajat dampak dari penghijauan," katanya.

Oleh karena itu, kata Gibran, penghijauan tersebut sangat penting, dan warga-warga juga harus pro aktif membuat yang baru serta ikut merawat tanaman di Solo.

Baca juga: PDIP calonkan kader sendiri di Surakarta, Basarah: Skenario ideal

Hal tersebut, kata dia, agar para pejalan kaki dan pesepeda tidak kepanasan, karena banyaknya tanaman atau pohon yang tumbuh dengan baik. Hal itu, sudah masuk dalam programnya sebagai bakal calon wali kota, dan dicatat menjadi PR ke depan.

Menyinggung keluhan warga Mojosongo lain soal kondisi air minum di Solo yang keruh dan berbau, kata Gibran, air merupakan salah satu kebutuhan warga yang harus dipenuhi. Dirinya sempat kegiatan blusukan di beberapa tempat di Solo, memang ada beberapa titik mempunyai masalah yang sama, seperti Mojosongo. Antara lain, di Pucang Sawit, Joglo, Kadipiro, dan Gadekan juga mengeluh yang sama.

Pihaknya sudah membantu membuatkan sumur dalam dengan kedalaman sekitar 800 meter di Joglo dan Kadipiro, tetapi hal itu, hanya solusi sementara untuk memenuhi kebutuhan warga setempat.

Baca juga: Politik kemarin, pembebasan WNI dari Abu Sayyaf hingga blusukan Gibran

"Urusan air PDAM di Solo, sudah saya catat menjadikan PR saya. Air memang masih banyak yang bermasalah di Solo, saya tidak tahu masalahnya di mana, apakah dari sumber mata air atau lainnya nanti akan dicek lagi," kata Gibran.

Menurut Gibran masalah air minum tersebut sudah dirapatkan dengan timnya untuk mencari solusinya. Dirinya juga akan melakukan koordinasi dengan pihak PDAM Kota Surakarta.

"Saya kalau diizinkan dengan pihak RT atau RW akan membuatkan sumur dalam. Tim survei akan melakukan pengecekan ke lokasi untuk menentapkan titiknya di mana. Namun, hal ini, hanya solusi sementara, bukan jangka panjang.