BPBD Lebak: Korban meninggal bertambah menjadi sembilan orang
5 Januari 2020 14:41 WIB
Perkampungan di sejumlah Kecamatan lebak Gedong Kabupaten Lebak diterjang banjir lumpur dari kaki gunung Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) hingga sembilan orang dilaporkan meninggal dunia dan satu hilang belum ditemukan jasadnya.
Lebak (ANTARA) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi mengatakan jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor menjadi sembilan orang dan satu belum ditemukan jasadnya.
"Sebelumnya terdata delapan warga yang meninggal dunia itu," kata Ahad.
Masyarakat yang menjadi korban meninggal dunia itu akibat tertimbun tanah longsor juga terseret air bah banjir bandang.
Korban bencana alam itu sebagian warga Kecamatan Lebak Gedong, karena lokasi berada di kaki gunung Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
Baca juga: BPBD Lebak: Distribusi logistik capai 99 persen di lokasi bencana
Baca juga: Pemkab Lebak siap bangun jembatan darurat di lokasi bencana
Baca juga: PMI turunkan amfibi Hagglunds bantu penanggulangan bencana di Banten
Kesembilan warga korban meninggal dunia itu antara lain Udin (50), Tini (40), Arsah (56), Diva (8), Encih (30), Setiana (12), Enon (4), Fahmi (3) dan Nana Suryana (40). Satu orang lagi belum ditemukan atas nama Rizky (8).
Dari sembilan korban jiwa itu, kata dia, kebanyakan tertimbun lumpur akibat material bebatuan dan lumpur yang keluar dari eks tambang yang pecah.
Di wilayah Kecamatan Lebak Gedong banyak terdapat penambang emas tanpa izin (liar).
"Kami mengapresiasi tim evakuasi yang melibatkan TNI, Basarnas, Polri dan relawan berhasil menemukan warga korban yang meninggal dunia itu," katanya.
Sementara itu, Munasih, seorang warga Desa Banjasari Kecamatan Lebak Gedong mengatakan bahwa bencana banjir bandang dan tanah longsor itu begitu dahsyat dan mengeluarkan suara keras serta bergemuruh dan tiba-tiba mengeluarkan air dari dalam tanah.
"Kami beruntung selamat ketika mendengar gemuruh air dan langsung berlari untuk berlindung di masjid setempat," katanya.*
Baca juga: BPBD Lebak minta warga waspadai banjir bandang susulan
Baca juga: BNPB siagakan satu helikopter di Lebak
Baca juga: PMI Banten siap salurkan bantuan ke Cipanas Lebak
"Sebelumnya terdata delapan warga yang meninggal dunia itu," kata Ahad.
Masyarakat yang menjadi korban meninggal dunia itu akibat tertimbun tanah longsor juga terseret air bah banjir bandang.
Korban bencana alam itu sebagian warga Kecamatan Lebak Gedong, karena lokasi berada di kaki gunung Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
Baca juga: BPBD Lebak: Distribusi logistik capai 99 persen di lokasi bencana
Baca juga: Pemkab Lebak siap bangun jembatan darurat di lokasi bencana
Baca juga: PMI turunkan amfibi Hagglunds bantu penanggulangan bencana di Banten
Kesembilan warga korban meninggal dunia itu antara lain Udin (50), Tini (40), Arsah (56), Diva (8), Encih (30), Setiana (12), Enon (4), Fahmi (3) dan Nana Suryana (40). Satu orang lagi belum ditemukan atas nama Rizky (8).
Dari sembilan korban jiwa itu, kata dia, kebanyakan tertimbun lumpur akibat material bebatuan dan lumpur yang keluar dari eks tambang yang pecah.
Di wilayah Kecamatan Lebak Gedong banyak terdapat penambang emas tanpa izin (liar).
"Kami mengapresiasi tim evakuasi yang melibatkan TNI, Basarnas, Polri dan relawan berhasil menemukan warga korban yang meninggal dunia itu," katanya.
Sementara itu, Munasih, seorang warga Desa Banjasari Kecamatan Lebak Gedong mengatakan bahwa bencana banjir bandang dan tanah longsor itu begitu dahsyat dan mengeluarkan suara keras serta bergemuruh dan tiba-tiba mengeluarkan air dari dalam tanah.
"Kami beruntung selamat ketika mendengar gemuruh air dan langsung berlari untuk berlindung di masjid setempat," katanya.*
Baca juga: BPBD Lebak minta warga waspadai banjir bandang susulan
Baca juga: BNPB siagakan satu helikopter di Lebak
Baca juga: PMI Banten siap salurkan bantuan ke Cipanas Lebak
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020
Tags: