Batam (ANTARA) - Cuaca buruk seperti curah hujan dan gelombang laut yang tinggi dinilai potensial akan meningkatkan laju inflasi sehingga harus diantisipasi sejak dini.

"Beberapa potensi risiko pendorong inflasi pada Januari 2020 antara lain curah hujan dan gelombang tinggi yang masih terus berlangsung pada periode angin musim utara," kata Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kepulauan Riau (Kepri), Fadjar Majardi di Batam, Minggu.

Curah hujan dan gelombang laut yang tinggi dikhawatirkan dapat memicu kelangkaan pasokan ikan segar karena nelayan enggan melaut.

Baca juga: BPS nilai banjir jangka pendek tidak memberikan dampak besar


Gelombang laut tinggi juga bisa menghambat jalur distribusi bahan makanan dari daerah lain.

"Serta berdampak pada produksi sayuran sehingga mendorong inflasi pada kelompok bahan makanan," kata dia.

Selain itu, risiko inflasi juga bisa dipicu peningkatan harga aneka rokok didorong oleh kenaikan cukai rokok mulai 1 Januari 2020. Penyesuaian upah pada awal tahun juga diperkirakan dapat memicu inflasi secara umum.

Baca juga: BPS sebut harga terkendali tahan inflasi 2019 di 2,72 persen


Sementara itu, untuk mengendalikan inflasi tahun 2020, TPID tetap mengacu pada kebijakan Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi yang Efektif (4K).

"Penguatan koordinasi serta sinkronisasi kebijakan akan terus dilanjutkan untuk pengendalian harga," kata dia.

Ia berharap inflasi Kepulauan Riau tahun 2020 dapat terjaga dan mendukung capaian sasaran inflasi nasional sebesar 3 ± 1 persen.

Baca juga: Pengamat ingatkan tingginya inflasi sektor pangan akibat banjir