Khawatir banjir hanyutkan sampah, Wamen LHK sambangi Bantar Gebang
4 Januari 2020 16:25 WIB
Pengendara truk pengangkut sampah melintasi jalan yang digenangi air limbah, di kawasan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (9/4/2019). ANTARA FOTO/Risky Andrianto/ama.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Wamen LHK) Alue Dohong menyambangi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu di Kota Bekasi karena khawatir banjir menghanyutkan sampah di tempat itu.
"Saya khawatir banjir air disertai banjir sampah. Syukur alhamdulillah, di TPST Bantar Gebang dapat tertangani dengan baik," kata dia dalam keterangan tertulisnya diterima di Jakarta, Sabtu.
Dirinya mengaku sengaja datang bersama Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya Beracun (PSLB3) Rosa Vivien Ratnawati, Direktur Pengelolaan Sampah Ditjen PSLB3 Novrizal Tahar, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta untuk memastikan kesiapan TPA menghadapi musim hujan.
TPA Bantar Gebang yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, beroperasi sejak 1989, dengan luas lahan 113,15 hektare (ha) yang terdiri atas landfill 81,40 ha dan sarana serta prasarana 23,30 ha.
Baca juga: Penggunaan PLTSa diyakini perpanjang "masa hidup" TPST Bantar Gebang
Kapasitas total timbulan sampahnya mencapai 7.708 ton per hari. Komposisi dan karakteristik sampahnya yaitu 43 persen sampah organik dan 35 persen plastik dan PET.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah titik banjir terbanyak yang terjadi pada periode pergantian 2019-2020 ada di wilayah Kota Bekasi, yakni mencapai 53 lokasi di 12 kecamatan.
BNPB juga mencatat banjir mencapai ketinggian maksimal enam meter di Kota Bekasi. Salah satu wilayah di kota itu yang terkena banjir karena luapan Sungai Cileungsi pada 1 Januari 2020 ada di Kecamatan Bantar Gebang.
Pada kesempatan yang juga dihadiri Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto tersebut, Alue Dohong juga memberikan bantuan sembako untuk para pemulung di TPST Bantar Gebang dan TPA Sumur Batu.
Baca juga: BPBD: Beberapa titik banjir di Karawang sudah surut
Baca juga: BPBD DKI salurkan logistik ke sejumlah lokasi terdampak banjir
"Saya khawatir banjir air disertai banjir sampah. Syukur alhamdulillah, di TPST Bantar Gebang dapat tertangani dengan baik," kata dia dalam keterangan tertulisnya diterima di Jakarta, Sabtu.
Dirinya mengaku sengaja datang bersama Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya Beracun (PSLB3) Rosa Vivien Ratnawati, Direktur Pengelolaan Sampah Ditjen PSLB3 Novrizal Tahar, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta untuk memastikan kesiapan TPA menghadapi musim hujan.
TPA Bantar Gebang yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, beroperasi sejak 1989, dengan luas lahan 113,15 hektare (ha) yang terdiri atas landfill 81,40 ha dan sarana serta prasarana 23,30 ha.
Baca juga: Penggunaan PLTSa diyakini perpanjang "masa hidup" TPST Bantar Gebang
Kapasitas total timbulan sampahnya mencapai 7.708 ton per hari. Komposisi dan karakteristik sampahnya yaitu 43 persen sampah organik dan 35 persen plastik dan PET.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah titik banjir terbanyak yang terjadi pada periode pergantian 2019-2020 ada di wilayah Kota Bekasi, yakni mencapai 53 lokasi di 12 kecamatan.
BNPB juga mencatat banjir mencapai ketinggian maksimal enam meter di Kota Bekasi. Salah satu wilayah di kota itu yang terkena banjir karena luapan Sungai Cileungsi pada 1 Januari 2020 ada di Kecamatan Bantar Gebang.
Pada kesempatan yang juga dihadiri Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto tersebut, Alue Dohong juga memberikan bantuan sembako untuk para pemulung di TPST Bantar Gebang dan TPA Sumur Batu.
Baca juga: BPBD: Beberapa titik banjir di Karawang sudah surut
Baca juga: BPBD DKI salurkan logistik ke sejumlah lokasi terdampak banjir
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020
Tags: